REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Keluarga almarhum Prajurit Dua (Prada) Beryl Kholif Al Rohman, personel Batalion Infanteri Para Raider 431/Satria Setia Perkasa (SSP) yang gugur dalam kontak tembak dengan kelompok separatis teroris (KST) Papua, menggelar tahlil di rumah duka Desa Sukoharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
"Malam ini sudah mulai tahlil. Sejak kemarin tetangga dan keluarga banyak yang datang ikut berduka cita," kata Kepala Desa Sukoharjo Ahmadi saat dikonfirmasi di Kabupaten Kediri pada Kamis (30/6/2022) malam WIB. Prada Beryl gugur saat kontak senjata di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua pada Rabu (29/6/2022).
Baca: Separatis Teroris Papua Serang Pos Marinir Gunakan Granat yang Direbut dari Satgas TNI AD
Ahmadi mengatakan, sesuai dengan informasi awal, jenazah seharusnya tiba pada Kamis. Namun, informasi terbaru yang didapatkannya, jenazah baru tiba di Bandara Juanda pada Jumat (1/7/2022), sore WIB. Kemudian, diadakan upacara penyambutan oleh Garnizun Surabaya yang dipimpin Letkol Inf Budi.
Berikutnya, jenazah diberangkatkan menuju Desa Sukoharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, dan dijadwalkan tiba sekitar pukul 20.00 WIB. Menurut Ahmadi, rencana pemakaman dilakukan pada Sabtu (2/7/2022) pagi WIB, di lokasi yang tidak jauh dari rumah duka. "Jarak antara makam dan rumahnya hanya sekitar 300 meter. Liang lahat juga sudah disiapkan," katanya.
Ahmadi menyatakan, para tetangga silih berganti ke rumah duka. Mereka juga merasa kehilangan sosok almarhum, yang dikenal baik dan menjadi kebanggaan orang tuanya. Ahmadi mengaku, beberapa kali bertemu dengan almarhum. Saat almarhum lulus pendidikan militer, dirinya ikut menjemput. Lalu, saat yang bersangkutan pulang ke rumah, ia juga pernah berjumpa.
Baca: Pemprov Papua Barat Serahkan Aset Tahanan Militer ke Pangdam Kasuari
Almarhum juga sekitar dua tahun tidak pulang ke rumah. Prada Beryl rencana dalam waktu dekat hendak pulang, namun justru gugur lebih dulu. Dia menyebut, pihak keluarga sangat terpukul dengan peristiwa itu. Keluarga sudah mendapatkan informasi tentang kejadian gugurnya yang bersangkutan sesaat setelah kejadian, termasuk dirinya.
"Saya mendapatkan informasi itu Rabu, menjelang Maghrib, lalu ke rumah duka. Saat itu, didampingi anggota koramil, saya ke rumah duka konfirmasi ternyata benar. Tentunya orang tua sangat shock," kata Ahmadi.
Ibu almarhum, kata Ahmadi, sempat bercerita tentang permintaan anaknya sebelum gugur. Sekitar tiga hari sebelum kejadian, sempat menelepon ibundanya agar membersihkan kamar miliknya. Selain itu, ia juga berencana membeli mobil untuk keluarga. Namun, harapan bertemu dengan anak dalam keadaan sehat kini pupus.
Prada beryl yang berusia 24 tahun meninggalkan ibu serta saudaranya. Sedangkan, ayah almarhum sudah lama meninggal dunia, delapan tahun lalu. Sementara itu, di rumah duka juga berjejer karangan buka sebagai ungkapan ikut berbela sungkawa. Termasuk dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa hingga Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak, dan berbagai lembaga lainnya.
Baca: Dulu Anggap Bukan Musuh, Jenderal Dudung Sekarang Minta KKB Ditindak Tegas