REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keistimewaan bulan Dzulhijah, yang jatuh tepat pada 1 Juli 2022 ini, terletak pada 10 hari pertamanya. Dalam riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari-hari yang amalah shaleh dikerjakan di dalamnya yang lebih dicintai Allah SWT daripada hari-hari ini."
Kemudian para sahabat bertanya, "Lebih baik dari jihad?" Rasulullah SAW menjawab, "Sekalipun jihad, kecuali seorang laki-laki yang mengorbankan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun." (HR Bukhari)
Para ulama sepakat, hari-hari pada hadits tersebut merujuk pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Ibadah apa saja yang diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk dikerjakan selama 10 hari pertama Dzulhijah?
Pertama, Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, atau dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah dan tidak berpuasa pada 10 Dzulhijjah.
Dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dan dari beberapa istri Nabi Muhammad SAW, dikatakan bahwa "Rasulullah SAW biasa berpuasa pada 9 hari pertama Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), dan berpuasa tiga hari setiap bulan." (HR Abu Daud)
Kedua, berdoa. Berdoa di 10 hari pertama Dzulhijjah tentu diijabah karena hari-hari tersebut dicintai Allah SWT, khususnya pada Hari Arafah. Nabi SAW bersabda, "Doa terbaik adalah doa pada Hari Arafah."
Ketiga, adalah berdzikir, yakni dengan bertasbih, tahlil, tahmid dan takbir. Keempat, bersilaturahim. Ikatan kekerabatan keluarga harus terus dijaga meski dengan menelepon dan bertanya kabar.
Kelima, bersedekah, terutama memberikan bahan-bahan pangan kepada kalangan fakir miskin. Keenam, melaksanakan qiyamullail di malam-malam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Sumber: https://www.elbalad.news/5340983