Jumat 01 Jul 2022 18:05 WIB

Pahami Kata Kunci untuk Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas

Untuk menghasilkan karya ilmiah berkualitas penulis harus menguasai sejumlah aspek

Red: Christiyaningsih
Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Nusa Mandiri (UNM) sukses menggelar Seminar Teknologi Informasi secara daring pada Selasa (28/6/2022).
Foto: UNM
Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Nusa Mandiri (UNM) sukses menggelar Seminar Teknologi Informasi secara daring pada Selasa (28/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dosen tak cukup sekadar mengajar, ia juga harus mempunyai keahlian menulis yang baik. Tak hanya dosen, bagi mahasiswa hal ini juga berlaku agar bisa menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas.

Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Nusa Mandiri (UNM) sukses menggelar Seminar Teknologi Informasi secara daring pada Selasa (28/6/2022). Acara yang mengangkat tema “Webinar dan Workshop: Penulisan Artikel Ilmiah Nasional Terakreditasi” ini menghadirkan narasumber Indra Ranggadara yang merupakan asisten profesor di Universitas Mercu Buana Jakarta.

Baca Juga

Indra mengatakan dengan menjadi seorang penulis yang baik, dosen maupun mahasiswa bisa menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas asalkan memahami kata kunci dalam penulisan artikel ilmiah yang ditulis. Selain itu, para dosen dan mahasiswa juga harus bisa membedakan tempat publikasi jurnal yang baik. 

Menurutnya kadang ada juga ‘jurnal predator’ sebagai tempat publikasi jurnal yang terkesan asal-asalan dan berorientasi pada bisnis. Asal ada uang, karya ilmiah apapun pasti bisa terbit tanpa proses editing, revisi, dan lainnya.

“Seorang penulis juga harus memahami dan mengetahui apa yang dinamakan jurnal predator,” katanya dalam materi yang disampaikan, Selasa (28/6/2022).

Indra menjelaskan jurnal predator ciri-cirinya yakni tidak memenuhi kaidah-kaidah penelitian, isi jurnal tidak sesuai dengan scope atau cakupan jurnal. “Disebut jurnal predator sebab daftar nama para editor terlalu sedikit dan tidak dapat dilacak pada laman internet. Dalam satu volume penerbitan terdapat banyak artikel ilmiah dan banyak kesalahan pada judul serta abstraksinya,” paparnya.

Selain itu, seorang penulis harus mengetahui kapan sebuah jurnal itu akan diterbitkan, apakah perbulan, per tiga bulan, atau bahkan satu tahun sekali. Artikel ilmiah yang dibuat akan diterbitkan ke jurnal apa. “Jurnal yang akan diterbitkan harus sudah terindeks, baik indeks nasional maupun internasional seperti sinta, google schoolar, scopus, thomson, ISI web science, dan lain-lain,” kata Indra.

Seorang penulis juga harus memahami dan mengetahui kendala-kendala atau permasalahan yang mungkin akan dihadapi pada saat melakukan penelitian. 

“Kendala-kendala yang sering dihadapi di antaranya malas, suka menunda, kurang mengetahui seluk beluk topik penelitian, tidak menguasai topik yang dibahas, kurangnya literatur yang dijadikan referensi, tidak membaca aturan jurnal atau template yang ada, tidak mengecek ulang artikel ilmiah yang di submit, tingkat plagiarismnya lebih dari 20%,” ujarnya.

Intinya seorang penulis harus menyiapkan artikel ilmiah yang nantinya akan disubmit pada sebuah jurnal. Istilah ini dinamakan dengan plan your work, work your plan. “Dengan persiapan-persiapan yang sudah matang, tentu dapat menghasilkan artikel ilmiah yang berkualitas,” ujarnya.

Arfhan Prasetyo selaku Kaprodi Informatika UNM menyebutkan kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada dosen dan mahasiswa agar dapat menghasilkan artikel ilmiah yang berkualitas. “Webinar dan workshop ini memberikan wacana pada peserta tentang bagaimana seorang dosen atau mahasiswa yang ingin melakukan penelitian dan ingin dipublikasikan pada jurnal OJS nasional yang terakreditasi. Sehingga output dari penulisan dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement