Sabtu 02 Jul 2022 00:30 WIB

Dokter Ingatkan Bahaya Konsumsi Suplemen Bagi Anak

Dokter mengingatkan anak yang sehat hanya butuh makanan bervariasi, bukan suplemen.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Suplemen vitamin (ilustrasi). Sebuah studi Consumer Lab pada 2017 menemukan hampir setengah dari suplemen yang beredar memiliki tingkat nutrisi yang sangat berbeda dari klaim label.
Foto: Flickr
Suplemen vitamin (ilustrasi). Sebuah studi Consumer Lab pada 2017 menemukan hampir setengah dari suplemen yang beredar memiliki tingkat nutrisi yang sangat berbeda dari klaim label.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dokter anak bersertifikat di Florida Dr Mona Amin mengatakan bahwa konsumsi suplemen bisa berisiko bagi kesehatan anak jika dosis yang digunakan tidak tepat. Karenanya, konsumsi suplemen bukanlah sesuatu yang direkomendasikan dengan mudah kepada pasiennya.

Dr Amin mengatakan, idealnya, anak yang sehat hanya membutuhkan makanan yang bervariasi atau yang mengandung beragam buah, sayuran, rempah-rempah, dan probiotik. Anak-anak juga perlu tidur yang cukup, hidrasi, olahraga, dan terpapar sinar matahari.

Baca Juga

"Dokter anak terkadang akan merekomendasikan multivitamin harian kepada anak-anak yang tidak suka makan berbagai buah dan sayuran," kata dr Amin, seperti dilansir Insider, Jumat (1/7/2022).

Menurut dr Amin, jika orang tua benar-benar meyakini bahwa mereka telah membaca hasil penelitian dan ingin memberikan suplemen pada anaknya, dia tidak akan menentangnya. Dia hanya ingin orang tua mempertimbangkan manfaat dan risikonya.

Di Amerika Serikat, industri suplemen tidak diatur oleh Food and Drug Administration. Dr Amin mengingatkan bahwa itu berarti tidak ada peraturan yang memastikan keamanan produk atau bahkan keefektifannya.

Sebuah studi Consumer Lab pada 2017 menemukan hampir setengah dari suplemen yang beredar memiliki tingkat nutrisi yang sangat berbeda dari klaim label. Konsumsi suplemen di AS mencapai titik tertinggi sepanjang masa dengan data survei terbaru menunjukkan bahwa orang tua adalah konsumen utama.

Sebuah jajak pendapat oleh University of Michigan menemukan setengah dari sampel perwakilan nasional dari 1.251 orang tua yang disurvei mengatakan mereka bergantung pada suplemen. Studi terbaru dari Jerman juga menemukan prevalensi penggunaan obat dan suplemen pada anak-anak meningkat antara 2014 hingga 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement