REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United (MU) harus segera membuat keputusan tentang nasib beberapa pemainnya agar mendapatkan untung dari penjualan. Dari situ, Man United dapat menggunakan uang tersebut untuk membeli pemain baru.
Kasus Jesse Lingard yang harus pergi dengan gratis perlu menjadi pelajaran. Dilansir dari manchestereveningnews, Jumat (1/7/2022), Lingard adalah pemain korban PHP Ole Gunnar Solskjaer. Ketika Lingard bermain bagus selama masa peminjamannya di West Ham United musim 2020/2021, Lingard dijanjikan posisi starter di musim berikutnya.
Lingard pun bertahan di Old Trafford karena Solskjaer tak mengizinkan pergi dengan kontrak permanen. Padahal, West Ham ingin menjadikannya pemain permanen.
Tetapi Solskjaer menjual janji palsu. Hingga Solskjaer dipecat dari kursi pelatih Man United, Lingard hanya mencatatkan tujuh penampilan di liga dan Piala Liga. Ironisnya, enam penampilannya di Liga Inggris semuanya datang dari bangku cadangan. Ia kembali menjadi pemain kecil beberapa bulan setelah bersinar di West Ham.
Keputusan Man United menolak menguangkannya musim panas lalu atau memasuki tahun terakhir kontrak Lingard adalah bencana. Man United melewatkan transfer yang cukup besar dan tak mendapatkan apa-apa. Nasib Lingard juga tak membaik ketika Ralf Rangnick mengambil alih kursi pelatih MU.
Lingard hanya bermain 11 pertandingan Liga Inggris. Ia meninggalkan MU akhir musim lalu sebagai agen bebas. Padahal kurang dari 12 bulan lalu, MU bisa mendapatkan 20 juta poundsterling dari penjualan sang pemain.
Skenario itu tak boleh diulangi lagi jika masih ingin mendapatkan uang dari pemain. Iblis Merah memiliki sejumlah pemain yang kontraknya berakhir pada akhir Juni 2023. Sehingga beberapa keputusan penting harus segera dibuat.
David de Gea, Cristiano Ronaldo, dan Marcus Rashford dapat diperpanjang setidaknya hingga Juni 2024. Tetapi bagi pemain yang tak memiliki kelebihan seperti ketiganya, kemungkinan tak akan diperpanjang kontraknya, seperti Axel Tuanzebe, Andrea Pereira, dan Tahith Chong.