REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung Andri Rusmana mengatakan, penggunaan MyPertamina untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dan Bio Solar merupakan kebijakan yang sangat memberatkan bagi masyarakat kecil. Menurutnya, tidak semua warga kecil memiliki gawai yang mendukung proses pendaftaran.
“Kebijakan yang sangat memberatkan bagi masyarakat kecil yang sehari hari sangat membutuhkan bahan bakar tersebut karena perbedaan dengan harga pertamax cukup besar oleh karena itu kesulitan masyarakat tidak semua orang mempunyai smartphone sehingga tidak mampu melaksanakan kebijakan tersebut,” kata Andri dalam keterangan yang diterima Republika,co.id, Sabtu (2/7/2022).
Dia juga mengingatkan bahwa Pertalite sejatinya memang diperuntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah. Maka penyeleksian pembelian melalui MyPertamina, menurut dia, sejatinya tidak diperlukan. Dia mengatakan, hal yang perlu dilakukan Pertamina sejatinya adalah menambah jumlah tangki pengisian khusus Pertalite.
“Tangki pertalite harusnya bisa mencapai empat sampai enam pompa di setiap SPBU, sehingga masyarakat kecil dapat terlayani dengan baik,dan sebaiknya penerapan MyPertamina ditangguhkan atau bahkan dibatalkan,” kata dia.
Dia juga meminta Pemerintah Kota Bandung untuk mempertimbangkan kembali penerapan MyPertamina ini. “Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kota Bandung diharap dapat menolak kebijakan penggunaan pembelian pertalite melalui aplikasi,” harapnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, tak sedikit warga Kota Bandung yang mengeluhkan sulitnya proses registrasi hingga gangguan sinyal saat mengakses link pendaftaran di https://subsiditepat.mypertamina.id/. Salah satu konsumen SPBU di Jalan L.L.R.E Martadinata (Riau), Kota Bandung yang tengah mencoba mendaftar MyPertamina mengaku telah beberapa kali mencoba mendaftar namun tak jua membuahkan hasil.
“Ribet! bikin pusing. Gagal terus daftarnya. Web-nya nggak bisa dibuka,” kata pria yang diketahui bernama Asep itu.
Tak hanya Asep, keluhan serupa juga dilontarkan Rahmat, sopir angkot yang juga tengah mencoba mendaftarkan diri di MyPertamina. Tak jauh berbeda dengan Asep, Rahmat juga mengaku keberatan dengan penerapan MyPertamina untuk pembelian BBM.
“Saya mah jelas keberatan, angkot mah lebih baik nggak usah (pake MyPertamina) kayanya yah. Kaya biasa aja gitu,” ujarnya.