Ahad 03 Jul 2022 02:50 WIB

Mengenali Risiko Penyakit Parkinson Lewat Cara Berjalan

Sejauh ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit Parkinson

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penyakit parkinson. Perubahan pada cara berjalan dapat memberi petunjuk mengenai risiko seseorang terhadap penyakit Parkinson
Foto: care2
Penyakit parkinson. Perubahan pada cara berjalan dapat memberi petunjuk mengenai risiko seseorang terhadap penyakit Parkinson

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kematian dan disabilitas akibat penyakit Parkinson meningkat lebih cepat bila dibandingkan gangguan neurologis lain. Prevalensi penyakit Parkinson bahkan meningkat hingga dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Perubahan pada cara berjalan dapat memberi petunjuk mengenai risiko seseorang terhadap penyakit ini.

Penyakit Parkinson merupakan gangguan pada otak yang dapat menyebabkan gerakan tak terkontrol pada tubuh. Gerakan ini bisa berupa gemetar, kaku, kesulitan menjaga keseimbangan, hingga gangguan pada koordinasi. Sejauh ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit Parkinson.

Orang-orang yang terdampak oleh penyakit Parkinson bisa mengalami gejala yang beragam. Mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa gejala dari penyakit Parkinson adalah tremor, gerakan melambat, dan kekakuan. Sedangkan terkait risiko, pria cenderung lebih sering mengalami penyakit ini dibandingkan wanita.

Mendiagnosis penyakit Parkinson lebih dini dapat membantu pasien untuk mengakses pengobatan lebih cepat. Salah satu tanda awal dari penyakit Parkinson ini bisa dilihat dari cara berjalan.

Seperti diketahui, kekakuan otot merupakan gejala utama dari penyakit Parkinson. Kekakuan otot ini tak hanya bisa mempengaruhi area wajah, tetapi juga kaki. Ketika penderita penyakit Parkinson sudah mengalami kekakuan otot di area kaki, dia bisa mengalami kesulitan saat berjalan.

Kondisi ini turut menyebabkan perubahan pada cara berjalan. Menurut para ahli, penderita penyakit Parkinson biasanya berjalan dengan langkah yang pendek dan menyeret.

Terkadang, penderita bisa kaku saat berjalan, seakan kaki mereka menempel pada lantai. Kondisi ini dapat mengindikasikan bahwa penyakit Parkinson sudah berkembang lebih berat.

Masalah lain yang juga kerap dihadapi oleh penderita penyakit Parkinson adalah bengkak. Bengkak ini muncul akibat adanya penumpukan cairan dalam tubuh penderita penyakit Parkinson serta kurang gerak. Bengkak yang tampak memburuk juga bisa jadi merupakan efek samping dari penyakit Parkinson.

Pada sebagian kasus, penderita penyakit Parkinson juga bisa mengalami kesulitan dalam memasang sepatu. Tak jarang, sepatu yang semula berukuran pas bisa terasa lebih sempit.

"Gejala Parkinson dan laju perkembangan (penyakitnya) berbeda pada tiap individu," jelas National Institute of Ageing, seperti dilansir Daily Record.

Secara umum, gejala awal penyakit Parkinson biasanya ringan dan jarang disadari. Seiring waktu, gejala-gejala ini akan semakin berat.

"Orang-orang dengan penyakit Parkinson sering mengalami parkinsonian gait yang meliputi kecenderungan untuk condong ke depan, langkah yang kecil dan cepat, ayunan lengan berkurang, mereka juga bisa mengalami kesulitan untuk memulai atau melanjutkan gerakan," lanjut National Institute of Ageing.

Gejala penyakit Parkinson sering muncul di satu sisi tubuh terlebih dahulu. Berikut ini adalah beragam gejala yang patut diwaspadai berkaitan dengan penyakit Parkinson:

1. Tremor pada lengan, kepala, rahang, atau kaki

2. Gerakan lambat

3. Gangguan keseimbangan dan koordinasi, terkadang sampai membuat penderita jatuh

4. Depresi dan perubahan emosional lain

5. Kesulitan menelan, mengunyah, dan bicara

6. Masalah berkemih dan sembelit

7. Problem pada kulit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement