Ahad 03 Jul 2022 03:50 WIB

Polisi dan Pemukim Yahudi Serang Pengunjuk Rasa Palestina di Sheikh Jarrah

Polisi Israel menyerang pengunjuk rasa dan menahan lima warga Palestina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Para pengunjuk rasa memegang foto-foto rumah yang dihancurkan yang menyebabkan sekitar 15 orang kehilangan tempat tinggal, sebagai bentuk solidaritas dengan penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah yang diperangi di Yerusalem timur.  Polisi pendudukan Israel menahan lima warga Palestina, setelah terjadi serangan oleh pemukim Yahudi selama protes anti-pengusiran di Sheikh Jarrah. Seorang aktivis dari Sheikh Jarrah,  Saleh Diab, mengatakan, sejumlah pemukim Yahudi menyebar di daerah tersebut selama aksi protes mingguan.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Para pengunjuk rasa memegang foto-foto rumah yang dihancurkan yang menyebabkan sekitar 15 orang kehilangan tempat tinggal, sebagai bentuk solidaritas dengan penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah yang diperangi di Yerusalem timur. Polisi pendudukan Israel menahan lima warga Palestina, setelah terjadi serangan oleh pemukim Yahudi selama protes anti-pengusiran di Sheikh Jarrah. Seorang aktivis dari Sheikh Jarrah, Saleh Diab, mengatakan, sejumlah pemukim Yahudi menyebar di daerah tersebut selama aksi protes mingguan.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi pendudukan Israel menahan lima warga Palestina, setelah terjadi serangan oleh pemukim Yahudi selama protes anti-pengusiran di Sheikh Jarrah. Seorang aktivis dari Sheikh Jarrah, Saleh Diab, mengatakan, sejumlah pemukim Yahudi menyebar di daerah tersebut selama aksi protes mingguan.

"Sejumlah pemukim Israel menyebar di daerah itu selama protes mingguan, dan menyerang para pengunjuk rasa setelah mereka tiba di dekat sebuah peternakan keluarga Salem," ujar Diab, dilansir Middle East Monitor, Sabtu (2/7).

Para pemukim Yahudi mencuri bendera Palestina dari para pengunjuk rasa dan merobeknya. Diab mengatakan, agresi pemukim terhadap para pengunjuk rasa berlanjut di hadapan polisi pendudukan Israel.

Diab menambahkan, polisi Israel menyerang para pengunjuk rasa dan menahan lima warga Palestina saat mereka dalam perjalanan pulang. Dia menjelaskan, protes telah diselenggarakan setiap minggu selama bertahun-tahun sebagai penolakan terhadap keputusan Israel untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah.

Ketegangan yang meletus di Sheikh Jarrah tahun lalu, merupakan salah satu pemicu serangan Israel selama 11 hari di Jalur Gaza pada Mei. Sheikh Jarrah telah muncul sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap kontrol Israel atas Yerusalem Timur.

Israel merebut Yerusalem Timur dari Yordania dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaploknya. Langkah ini tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement