Ahad 03 Jul 2022 04:19 WIB

Umat Islam dan Media: Melihat ‘Deus Absconditus’ pada Kasus Holywings

Umat Islam sadar dan waspada ada tangan tak terlihat dalam kasus Holywings.

Red: Muhammad Subarkah
Spanduk peringatan penutupan tempat usaha terpasang di pintu masuk Bar dan Restoran Holiwings Yogyakarta, Kamis (30/6/2022). Pemkab Sleman mengikuti wilayah lain ikut menutup outlet Holiwiy. Ada beberapa pertimbangan penutupan outlet Holywings Jogja tersebut, yaitu operasional usaha Bar dan Resto Holywings belum sesuai dengan ketentuan Perda maupun Perkada Kabupaten Sleman. Selanjutnya, usaha tempat huburan malam tersebut juga dinilai telah menimbulkan kegaduhan dan mengganggu ketentraman masyarakat serta ketertiban umum.
Foto:

Bagaimana Sikap Umat Islam Indonesia?
 
Adanya beragam kelindan wacana dari framing politik hingga keinginan menangguk ‘fulus’ dari berita Holywings yang bersamaan dengan masih munculnya Islamofobia diberbagai belahan dunia, tentu saja harus membuat umat Islam Indonesia waspada agar tidak mudah terpancing aneka provokasi.

Umat Islam sudah sadar bahwa segala proyek terkait Islamofobia adalah proyek internasional yang jelas didukung kekuatan yang ekstra, yakni itu dapat melalui media maupun modal. Semua tahu proyek semacan ini sumber munculnya setelah terjadinya peristiwa runtuhnya menara kembar gedung World Trade Center’ di New York pada tahun 1999. Amerika Serikat saat itu marah besar. Presiden George Bush langsung mengatakan: Bersama kami (AS) atau menjadi musuh kami. Dia bahkan menyebut sebagai ‘Crusade’.

Mulai saat itulah framing media barat yang kemudian diikuti media Indonesia mengkaitkan agama Islam sebagai agama teror yang dipenuhi kaum radikal atau jihadis. Kata jihad melenceng artinya menjadi bunuh, perang, dan bom. Padahal arti aslinya jihad adalah bersunggung-sungguh. 

Tak hanya Muslim dunia, umat Islam di Indonesia juga terkapar dan terpapar atas framing ini. Padahal di balik itu semua ada modal yang sangat besar ‘memboster’-nya. Menteri Luar Negeri kala itu, Hillary Clinton, misalnya selang beberapa waktu kemudian ternyata diketahui menyepornsoro pembentukan ISIS yang menakutkan itu. Fakta ini terkuak dalam kampanye debat presiden AS dahulu kala Hillarry bersaing dengan Donald Trump.

photo
 
Keterangan foto: Iklan minuman Holywings yang menghebohkan - (mirror.co.uk)

 

Maka, dalam hal ini pujian patut dialamtkan kepada pihak keamanan dan pihak pemerintah terkait. Mereka sigap membuat antisipasi sehingga tak membuat umat Islam marah hingga misalnya --yang paling ringan mengulang kembali aksi 212 gara-gara ada pihak yang ceroboh bermain isu SARA. Ingat dahulu juga kasus seperti Holywings juga pernah terjadi ketika ada survei yang memainkan simbol nabi melalui sebuah majalan hiburan yang kala itu tengah dalam masa puncaknya: Majalah Monitor. Dahulu kehebohan juga teredam karena aparat cermat dan tegas. Kenyataan ini sedikit terasa beda ketika terjadi pada polemik soal terjemahan surat Al Maidah beberapa tahun silam. Kala itu aparat terlibat sedikit gamang karena soalnya langsung menyangkut ke ‘jantung kekuasaan’. Akibatnya kasus itu membesar tak kerauan dan hanya membuat luka dan pembelahan publik.

Syukurlah beban itu kini hilang. Umat Islam sendiri makin dewasa dan sadar sepenuhnya adanya framing isu media yang bisa terus menggorengnya demi tujuan kepentingan finansial. Ke depan semua umat Islam jelas tetap ingin melihat dan merasakan kondisi negara tercinta ini tetap ramah, toleran, dan tidak membuat masalah perbedaan seolah tak bisa diselesaikan dengan adil. 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement