Ahad 03 Jul 2022 15:23 WIB

Menlu Cina Hadir dalam Pertemuan Lancang-Mekong di Myanmar

Para menteri akan menandatangani nota kesepahaman dan kontrak.

Rep: Dwina Agustin/ap/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menlu Cina Hadir dalam Pertemuan Lancang-Mekong  di Myanmar (Ilustrasi).
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Menlu Cina Hadir dalam Pertemuan Lancang-Mekong di Myanmar (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi sampai di Myanmar untuk pertama kali pada Sabtu (2/7). Wang akan bergabung dengan rekan-rekan dari Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam dalam pertemuan kelompok Kerjasama Lancang-Mekong di pusat kota Bagan.

Kelompok tersebut adalah inisiatif yang dipimpin Cina yang mencakup negara-negara Delta Mekong. Wilayah ini menjadi sumber potensial ketegangan regional karena meningkatnya jumlah proyek pembangkit listrik tenaga air yang mengubah aliran dan meningkatkan kekhawatiran akan kerusakan ekologis. Cina telah membangun 10 bendungan di sepanjang bagian atas Sungai Mekong, bagian yang disebut Langcang.

Baca Juga

Juru bicara pemerintah militer Myanmar Mayjen Zaw Min Tun mengatakan pada Jumat (1/7), kehadiran para menteri luar negeri Cina pada pertemuan tersebut merupakan pengakuan atas kedaulatan Myanmar dan pemerintahnya. Dia mengatakan para menteri akan menandatangani nota kesepahaman dan kontrak.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021. Hal itu dengan cepat disambut oleh demonstrasi nasional tanpa kekerasan dan memicu perlawanan bersenjata yang oleh beberapa pakar PBB sekarang dicirikan sebagai perang saudara.

Wang terakhir mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan Suu Kyi hanya tiga minggu sebelum militer menggulingkannya. Cina adalah mitra dagang terbesar Myanmar dan sekutu lama. Beijing telah menginvestasikan miliaran dolar di tambang Naypyidaw, jaringan pipa minyak dan gas serta infrastruktur lainnya dan merupakan pemasok senjata utamanya, bersama-sama seperti Moskow.

Sejak militer merebut kekuasaan, utusan khusus Cina Sun Guoxiang telah mengunjungi Myanmar dua kali. Sedangkan Wang telah bertemu Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin dua kali di Cina.

Banyak orang di Myanmar mencurigai Cina mendukung pengambilalihan militer. Beijing telah menolak untuk mengutuk perebutan kekuasaan oleh tentara. Cina mengatakan, mengikuti kebijakan non-intervensi dalam urusan negara lain.

Pernyataan menteri luar negeri pemerintah bayangan Myanmar memprotes pertemuan Bagan. Setiap upaya seperti itu dalam kemitraan dengan militer Myanmar melanggar kehendak rakyat dan merusak pembangunan masyarakat. Pernyataan itu mengatakan bahwa mengadakan pertemuan para menteri luar negeri di Myanmar bertentangan langsung dengan rencana perdamaian oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). 

 

Sumber: https://apnews.com/article/china-diplomacy-myanmar-global-trade-956e2f75b692e31c9f9174ee9b44fb8d

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement