Ahad 03 Jul 2022 17:15 WIB

Rusia Kuasai 2.600 Kota di Ukraina

Ukraina berhasil bebaskan lebih dari 1.000 kota yang sebelumnya dikendalikan Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Kerusakan di lokasi sebuah bangunan tempat tinggal setelah ledakan, di Kyiv, Ukraina, Ahad, 26 Juni 2022. Beberapa ledakan mengguncang barat ibukota Ukraina pada dini hari Ahad pagi, dengan setidaknya dua bangunan tempat tinggal melanda, menurut Walikota Kiev Vitali Klitschko.
Foto: AP/Nariman El-Mofty
Kerusakan di lokasi sebuah bangunan tempat tinggal setelah ledakan, di Kyiv, Ukraina, Ahad, 26 Juni 2022. Beberapa ledakan mengguncang barat ibukota Ukraina pada dini hari Ahad pagi, dengan setidaknya dua bangunan tempat tinggal melanda, menurut Walikota Kiev Vitali Klitschko.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, lebih dari 2.600 kota di negaranya kini berada di bawah kontrol Rusia. Namun, dia menyebut, sejak pertempuran dimulai pada 24 Februari lalu, pasukannya berhasil membebaskan lebih dari 1.000 kota yang sebelumnya dikendalikan Moskow.

Zelensky mengatakan, infrastruktur di kota-kota yang telah dibebaskan dari kendali Rusia perlu direkonstruksi. “Tentu saja, kami telah mulai memulihkan kehidupan normal di komunitas dan wilayah kami sendiri yang dibebaskan. Tapi menerapkan proyek skala besar seperti itu di seluruh negeri, memberikan standar keselamatan baru dan kualitas hidup baru, hanya mungkin (dilakukan) dengan menarik kemampuan internasional,” ucapnya, Sabtu (2/7/2022), dilaporkan The Hill.

Baca Juga

Dia mengungkapkan pada 4 dan 5 Juli, Ukraina dan Swiss akan menjadi tuan rumah konferensi di Lugano. Konferensi tersebut awalnya direncanakan sebagai Konferensi Reformasi Ukraina ke-5. Dalam acara itu, Kiev biasanya membahas reformasi dan tujuan politik terbarunya. Namun karena saat ini tengah terlibat pertempuran dengan Rusia, Ukraina dan Swiss sepakat mengatur ulang format konferensi tersebut untuk fokus pada situasi saat ini.

Dalam konferensi itu, Ukraina dimungkinkan untuk membagikan rencana pemulihannya dengan sekutu internasional mereka, sekaligus mengembangkan respons terbaik terhadap tantangan besar di masa mendatang. “Hal ini diperlukan tidak hanya untuk memulihkan segala sesuatu yang dihancurkan oleh penjajah, tetapi juga menciptakan dasar baru bagi kehidupan kami, untuk Ukraina aman, modern, nyaman, bebas hambatan,” kata Zelensky.

Zelensky menyerukan warga Ukraina agar tidak tenggelam dalam perasaan terpuruk. “Hal utama, tidak peduli betapa sulitnya bagi kita hari ini, kita harus ingat bahwa aka nada hari esok. Dan besok harus membawa manfaat maksimal ke Ukriana. Setiap orang harus melakukan segala kemungkinan untuk ini,” ujarnya.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, Ukraina terus menghadapi kekalahan dan kerugian di segala lini. “Musuh menghadapi kerugian yang signifikan di semua lini. Tiga batalion dari Tenth Mountain Assault Brigade dan Mechanized Brigade ke-72 (dari Angkatan Bersenjata Ukraina) kehilangan lebih dari separuh personel mereka di dekat permukiman Verkhnekamenka dan Zolotarevka hanya dalam satu hari,” ungkap Konashenkkov pada Sabtu, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Pertempuran di Ukraina sudah berlangsung lebih dari empat bulan. Sedikitnya 3.400 warga sipil di Ukraina diperkirakan telah tewas akibat peperangan. Sementara warga Ukraina yang mengungsi ke negara-negara tetangga diprediksi sudah menyentuh angka 12 juta orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement