Ahad 03 Jul 2022 21:35 WIB

Rusia Berhasil Kuasai Luhansk

Militer Rusia berhasil menguasai wilayah Luhansk yang berada di timur Ukraina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Seorang tentara Ukraina mengambil posisi selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina. Militer Rusia berhasil menguasai wilayah Luhansk yang berada di timur Ukraina.
Foto: AP/Oleksandr Ratushniak
Seorang tentara Ukraina mengambil posisi selama pertempuran sengit di garis depan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina. Militer Rusia berhasil menguasai wilayah Luhansk yang berada di timur Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Militer Rusia berhasil menguasai wilayah Luhansk yang berada di timur Ukraina. Sebelum melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Moskow telah terlebih dulu mengakui kemerdekaan wilayah yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia tersebut.

“Pada 3 Juli 2022, Menteri Pertahanan Rusia Jenderal Angkatan Darat Sergey Shoigu melaporkan kepada Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia Vladimir Putin tentang pembebasan Republik Rakyat Luhansk,” kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia, Ahad, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Menurut Kemenhan Rusia, militer Rusia dan milisi Republik Rakyat Luhansk, telah membentuk kontrol penuh atas daerah Lisichansk dan sejumlah pemukiman terdekat. Yang terbesar adalah Belogorovka, Novodruzhesk, Maloryazantsevo, dan Belaya Gora. “Total wilayah yang dibebaskan selama 24 jam terakhir mencapai 182 kilometer persegi,” ungkap Kemenhan Rusia.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, lebih dari 2.600 kota di negaranya kini berada di bawah kontrol Rusia. Namun, dia menyebut, sejak pertempuran dimulai pada 24 Februari lalu, pasukannya berhasil membebaskan lebih dari 1.000 kota yang sebelumnya dikendalikan Moskow.

Zelensky mengatakan, infrastruktur di kota-kota yang telah dibebaskan dari kendali Rusia perlu direkonstruksi. “Tentu saja, kami telah mulai memulihkan kehidupan normal di komunitas dan wilayah kami sendiri yang dibebaskan. Tapi menerapkan proyek skala besar seperti itu di seluruh negeri, memberikan standar keselamatan baru dan kualitas hidup baru, hanya mungkin (dilakukan) dengan menarik kemampuan internasional,” ucapnya, Sabtu (2/7), dilaporkan The Hill.

Dia mengungkapkan pada 4 dan 5 Juli, Ukraina dan Swiss akan menjadi tuan rumah konferensi di Lugano. Konferensi tersebut awalnya direncanakan sebagai Konferensi Reformasi Ukraina ke-5. Dalam acara itu, Kiev biasanya membahas reformasi dan tujuan politik terbarunya. Namun karena saat ini tengah terlibat pertempuran dengan Rusia, Ukraina dan Swiss sepakat mengatur ulang format konferensi tersebut untuk fokus pada situasi saat ini.

Dalam konferensi itu, Ukraina dimungkinkan untuk membagikan rencana pemulihannya dengan sekutu internasional mereka, sekaligus mengembangkan respons terbaik terhadap tantangan besar di masa mendatang. “Hal ini diperlukan tidak hanya untuk memulihkan segala sesuatu yang dihancurkan oleh penjajah, tetapi juga menciptakan dasar baru bagi kehidupan kami, untuk Ukraina aman, modern, nyaman, bebas hambatan,” kata Zelensky.

Zelensky menyerukan warga Ukraina agar tidak tenggelam dalam perasaan terpuruk. “Hal utama, tidak peduli betapa sulitnya bagi kita hari ini, kita harus ingat bahwa akan ada hari esok. Dan besok harus membawa manfaat maksimal ke Ukraina. Setiap orang harus melakukan segala kemungkinan untuk ini,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement