Ahad 03 Jul 2022 22:04 WIB

Komunitas Bantu Dongkrak Nilai Jual Ikan di Kotawaringin Barat

Kontes ikan hias menjadi sarana memperkenalkan ikan lokal Kotawaringin Barat.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Calon pembeli memilih ikan hias (ilustrasi). Komunitas Pangkas Snakehead Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), secara aktif membantu para nelayan maupun pemerintah dalam upaya meningkatkan nilai jual produk perikanan di wilayah setempat.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Calon pembeli memilih ikan hias (ilustrasi). Komunitas Pangkas Snakehead Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), secara aktif membantu para nelayan maupun pemerintah dalam upaya meningkatkan nilai jual produk perikanan di wilayah setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Komunitas Pangkas Snakehead Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), secara aktif membantu para nelayan maupun pemerintah dalam upaya meningkatkan nilai jual produk perikanan di wilayah setempat.

Salah satu upayanya, yakni menggelar kontes Ikan Channa di Pangkalan Bun, yang diikuti 90 peserta dari berbagai kota, termasuk dari Palangka Raya, Sampit, Seruyan, bahkan kota di Jawa Tengah. "Ajang kontes ini bukan hanya ingin menampilkan jenis ikan terbaik, tapi juga menjadi sarana memperkenalkan ikan lokal yang selama ini dianggap tidak ada harganya," kata Ketua Panita Anhari, Ahad (3/7/2022).

Baca Juga

Menurutnya, dengan adanya kontes-kontes seperti ini akan mampu membantu para nelayan mendongkrak nilai jual ikan menjadi lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa ikan jenis Red Marulioides mampu dikenal bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga dunia, karena memiliki daya tarik tersendiri. Agenda kontes ini sekaligus mampu mengangkat nama Kotawaringin Barat.

"Selama ini masyarakat hanya mengenal Ikan Channa atau Peang dijadikan sebagai bahan makanan. Kami ingin mengenalkan bahwa ikan ini juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi," tegasnya.

Dia memaparkan, jenis ikan Channa ini juga mampu meningkatkan pemasukan bagi daerah apabila dikelola dengan baik. Karena itu dibutuhkan peran aktif pemerintah khususnya Dinas Perikanan agar ikan-ikan itu bisa lebih dikenal sebagai aset daerah yang memiliki nilai jual tinggi. Pihaknya berharap ajang itu dapat menjadi pemicu kepedulian pemerintah terhadap ikan hias.

Diketahui ikan dengan ragam jenisnya ini mampu menembus angka jual hingga Rp 15 juta-Rp 20 juta. Bahkan menurutnya, seorang warga Kotawaringin Barat pernah didatangi seorang kolektor yang ingin membeli koleksi ikannya dengan harga Rp 40 juta. "Kami gelar agenda ini secara swadaya, semoga nantinya pemkab melalui dinas terkait memberikan dukungan dalam upaya memperkenalkan ikan tersebut," jelasnya.

Upaya yang dilakukan komunitas ini selaras dengan keinginan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng), dalam menggali dan mengoptimalkan ragam potensi daerah, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng Darliansjah mengatakan, pemprov terus berupaya menggali serta mendukung masyarakat dalam mengoptimalkan potensi daerah di bidang kelautan dan perikanan. "Di antaranya selama ini, yakni mengoptimalkan penjualan ikan-ikan lokal untuk menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk di antaranya pasar mancanegara," kata Darliansjah.

Saat ini produk kelautan dan perikanan lokal Kalteng yang sangat digemari negara importir. Di antaranya Ikan Botia, Ikan Betutu, hingga tumbuhan air.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement