REPUBLIKA.CO.ID, KOJA-- Ajal memang tak dapat diduga, begitu pula yang menimpa Cintya Indri Kusuma. Ia meninggal dalam perjalanan menuju sekolah menengah pertama negeri (SMP N) 30 untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) karena kecelakaan, Rabu pagi (27/4).
Cintya diantar ayahnya dari rumahnya yang berlokasi di jalan Bendungan Melayu Selatan no. 12 menuju SMP 30 yang berlokasi tak begitu jauh dari rumahnya. Dalam perjalanan terjadi tabrakan antara motor yang dikendarai ayah Cintya, Bambang Setiawan dan motor milik Provos tentara di kawasan sekitar Pasar Ular. Kecelakaan tersebut membuat bagian belakang kepalanya pecah.
Ketiganya segera dilarikan ke rumah sakit Tugu. Namun Cintya melepaskan nafas terakhir di perjalanan sebelum sempat mendapatkan penanganan medis.
Bambang yang mengalami cedera di bagian pelipis kini masih dirawat di rumah sakit dan menderita koma. "Dia belum tahu kalau anaknya meninggal," kata Ketua RT 04 RW 5 kelurahan Tugu Selatan, Jakarta Utara.
Kini jenazah Cintya disemayamkan di rumah pamannya yang berlokasi tak jauh dari rumahnya. Sampai berita ini ditulis, ibu Cintya belum dapat dimintai keterangan. Ia jelas sangat terpukul atas kecelakaan yang menimpa putri sulung dari 2 bersaudara ini.
Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh menyatakan rasa bela sungkawa pada keluarga Cintya. Ia meminta agar keluarga tabah menghadapi cobaan dan tetap tegar. "Ini merupakan sesuatu yang tidak dapat kita elakkan. Semoga anak ini meninggal dalam syahid," ujarnya.