REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Karena ijazah dan rapornya ditahan pihak sekolah akibat belum mampu membayar tunggakan SPP, sejumlah siswa siswi melakukan aksi demonstrasi di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI, Rabu (6/7). Koordinator aksi, Sulistio Pambudi Utomo, mengatakan bahwa mereka merupakan siswa siswi sejumlah sekolah di Jakarta yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Mereka berasal dari keluarga miskin mulai dari anak tukang cuci, tukang parkir, pemulung dan lainnya. Namun, mereka terpaksa menerima kenyataan pahit akibat kebijakan pendidikan di Jakarta yang masih memarginalkan para siswa/siswi miskin.
"Ijazah dan rapor mereka masih ditahan pihak sekolah karena tak mampu melunasi tunggakan SPP-nya," tegas Sulistio yang juga pensiunan PNS BPS Pasar Baru ini.
Riri, salah seorang siswa yang tergabung dalam aksi, mengungkapkan bahwa ia lulus dari SMK Pustaka tahun ini. Namun, ijazahnya belum dapat diambil karena belum bisa bayar SPP. "Sampai saat ini, ijazah belum dapat diambil dari pihak sekolah karena masih nunggak SPP hingga 3 bulan," ungkap siswi yang mengaku orangtuanya hanya seorang buruh cuci.