Senin 25 Jul 2011 18:58 WIB

Pasokan Premium di Depok Mulai Tersendat

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Pasokan bahan bakar minyak (BBM) terutama premium di daerah Kota Depok Jawa Barat (Jabar) mulai tersendat, yang mengakibatkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kehabisan BBM pada waktu tertentu."Kami seringkali kehabisan persediaan premium sejak dua bulan lalu," kata Pengawas SPBU Bojong Sari, M Sularso, di Depok, Senin.

Ia mengatakan, hal tersebut terjadi sejak Pertamina memberlakukan sistem kuota untuk SPBU. SPBU Bojangsari sempat kehabisan Premium sejak pukul 14.00 WIB, Minggu (24/7). Stok premium tersebut baru ada pada pukul 07.00 WIB, Senin (25/7). "Kelangkaan premium tersebut disebabkan karena meningkatnya jumlah permintaan," ujarnya.

Meskipun Pemerintah sudah menganjurkan untuk menggunakan bahan bakar tidak bersubsidi, namun konsumennya tetap menggunakan premium, karena jumlah harga yang snagt berbeda jauh. Ia memperkirakan kelangkaan juga terjadi akibat distribusi BBM yang kurang lancar. Namun dia menjamin pihaknya tidak akan melakukan penimbunan. "Ada tim audit jadi tidak mungkin adanya penimbunan," ujarnya.

Hal yang sama juga terjadi pada SPBU Sawangan yang biasanya mengalami kelangkaan premium pada awal dan akhir bulan. "Kalau kekosongan premium tidak bisa ditentukan kadang akhir bulan atau juga awal bulan," ujar Supervisor SPBU Sawangan, Titin. Para konsumen jarang yang beralih ke Pertamax karena harganya yang jauh lebih mahal. "Konsumen biasanya mencari SPBU lain jika tidak ada premium," ujarnya.

Sebelumnya Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Firmanzah menyarankan seharusnya pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak secara bertahap dibandingkan dengan menerapkan penghematan atau pembatasan BBM bersubsidi. "Saat ini kebutuhan menaikkan harga BBM sudah semakin mendesak," katanya.

Namun menurut dia, memang secara waktu saat ini bukan yang tepat untuk menaikan harga BBM karena menjelang Ramadhan dan juga hari raya Idul Fitri dimana kebutuhan masyarakat meningkat. "Bisa saja setelah lebaran dan kenaikan Rp500 per liter," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa secara ekonomi kita butuh menaikkan harga BBM, tapi dalam hal ini unsur politisnya jauh lebih kental. "Pemerintah seharusnya tegas dengan kebijakan menaikkan harga BBM, sehingga tidak ada wacana-wacana lain mengenai BBM," katanya

Adanya wacana penghematan atau pembatsan BBM bersudsidi akan mengakibatkan kelangkaan BBM bersubsidi di sejumlah wilayah ataupun keterlambatan pengiriman pasokan. Dikatakannya Pertamina sudah mengirim pasokan BBM namun ada saja daerah yang langka akan pasokan BBM. "Ini akibat ada spekulan atau bisa jadi sektor ekonomi sedang tumbuh, dan ini akan berpotensi adanya konflik horizontal," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement