REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Jasa penukar uang mulai marak beroperasi di Jalan KH Noer Ali, Kali Malang, Bekasi. Sekitar 10 orang penjaja menawarkan pecahan uang recehan baru ke para pengguna jalan yang melintas di jalur akses menuju Kota Bekasi tersebut.
Para penjaja jasa itu menawarkan uang recehan baru senilai Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000, di tepi jalan samping Masjid Jami Al Azhar Bekasi.
Boy Saragih misalnya, salah seorang penjaja tukar uang, mengaku masing-masing pecahan uang receh itu senilai Rp 100.000. Bagi yang ingin menukar, Boy menjual uang receh itu seharga Rp 110.000. Jadi masing-masing penukar mendapatkan untung sekira Rp 10.000.
Pekerjaan musiman ini, menurut Boy, dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Setiap harinya, ia bisa mengantongi keuntungan ratusan ribu rupiah dari jatah nominal yang ia jajakan. "Lumayanlah, buat ongkos hidup sehari-hari," ujar pria yang kental dengan logat Batak itu.
Boy mengatakan, dirinya baru tahun ini melakoni jasa penukar uang. Meski beberapa temannya sudah menjajakan tukar uang di Kalimalang dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, Boy bekerja serabutan menjadi buruh atau tukang ojek di daerah ia tinggal.
Boy mendapatkan uang dari agen yang mempunyai modal. Agen itu mengeluarkan modal sebesar Rp 60 juta dalam sepekan. Masing-masing penjaja tukar uang diberikan modal sebesar dua juta. "Kalau laku. Saya minta lagi ke agen," terangnya.
Ketika ditanya dari mana agen itu berasal, Boy enggan menjelaskan. Dirinya takut nanti ada masalah yang menyangkut agen itu.
Di lain tempat, jasa penukaran uang yang biasa terlihat di Terminal Bekasi masih belum beroperasi. Menurut salah seorang jasa penukar uang di area tersebut, Simon, para agen sedang menukarkan uang di beberapa bank. Beberapa agen juga memanfaatkan usaha musiman itu sepekan sebelum arus mudik berlangsung.