Senin 12 Sep 2011 16:23 WIB

Kemarau Panjang, Tangsel Antisipasi Ancaman Krisis Beras

Rep: c17/ Red: cr01
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CISAUK – Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai mengantisipasi ancaman krisis beras dalam musim kemarau panjang ini. Seluruh pasar tradisional di kota pemekaran Kabupaten Tangerang ini akan diperiksa, termasuk sejumlah distributor beras.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kota Tangsel, Ferry P, mengatakan pihaknya akan melakukan survei distribusi beras di seluruh pasar tradisional dan sejumlah distributor beras di Kota Tangsel. "Kami akan survei persediaan beras di Kota Tangsel, di pasar dan distributor," ujar Ferry, Senin (12/9).

Menurutnya, pemeriksaan stok beras ini untuk menjamin ketersediaan beras, lantaran musim kemarau panjang. Sampai saat, kata Ferry, pihaknya belum menemukan adanya kendala dalam distribusi beras. "Namun ancaman krisis bisa saja terjadi. Makanya kami waspada."

Nantinya, kata Ferry, pengawasan Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kota Tangsel terkait pasokan beras akan melakukan kerjasama dengan Badab Urusan Logistik (Bulog) untuk penanganannya. Beberapa sembako yang diprediksi akan langka saat musim kemarau panjang antara lain beras, cabe, bawang, dan sejumlah sayu-sayuran.

"Kita lihat nanti ketersediaannya bagaimana. Jika terjadi kelangkaan, maka akan terjadi kenaikan harga yang cukup drastis. Jika lebih dari 25 persen, maka Pemkot Tangsel akan menggelar operasi pasar dengan melibatkan pihak lainnya. Kalau kenaikan harga mencapai 15 persen, kewaspadaan akan semakin ditingkatkan," jelas Ferry.

Pihaknya juga menegaskan akan memberikan sanksi tegas kepada pedagang yang sengaja menjual makanan yang sudah dicampur bahan kimia berbahaya seperti formalin.

Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah II Ciputat, Guswanto, mengatakan cuaca panas di Kota Tangsel diperkirakan akan terjadi hingga bulan Oktober. Selain di wilayah Tangsel, cuaca panas atau kemarau ini juga mendera sejumlah wilayah lainnya di tanah air. "Cuaca panas akan terus terjadi hingga awal Oktober," ujarnya.

Menurut Guswanto, suhu udara pada musim panas ini baik di Tangsel maupun di wilayah lainnya berkisar dari 30 derajat celcius hingga 34 derajat celcius. Kendati panasnya cukup menyengat, namun menurut Guswanto bukan termasuk dalam cuaca ekstrim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement