REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak tujuh orang siswa SMA Negeri 6 Bulungan resmi membuat laporan sebagai korban pemukulan ke Polres Metro Jakarta Selatan, terkait bentrokan dengan wartawan. "Sudah resmi melapor tadi pagi (Rabu, 21/9)," kata Kepala Polrestro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Imam Sugiyanto di Jakarta, Rabu.
Imam mengatakan, para siswa yang melapor sudah menjalani visum di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. Salah satu korban dari kalangan pelajar, yakni Gilang Perdana yang menyampaikan ekspresi kepuasannya di jejaring sosial (twitter), usai bentrok dengan wartawan.
Imam menuturkan penyidik juga akan memeriksa sekitar enam orang pelajar yang akan dimintai keterangan sebagai saksi, terkait laporan wartawan. Perwira menengah kepolisian menyatakan keenam pelajar yang menjadi saksi dilindungi undang-undang tentang perlindungan anak.
Penyidik telah meminta pihak Komisi Nasional (Komnas) Anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), guna mendampingi pemeriksaan pelajar di Polrestro Jakarta Selatan."Pelajar yang diperiksa semua terekam kamera," ujar Imam.
Selain memeriksa pelajar, penyidik juga telah meminta keterangan empat wartawan terkait aksi pemukulan yang dilakukan kedua belah pihak.
Imam menyatakan pemicu bentrokan antara pelajar SMAN 6 Bulungan dengan wartawan, bukan disebabkan perampasan kaset rekaman video berisi liputan tawuran yang diduga dilakukan oknum pelajar SMAN 6 Bulungan, Jumat (16/9).
Aksi bentrokan bermula saat puluhan wartawan tengah berunjuk rasa di SMA Negeri 6, terkait tindakan pengeroyokan siswa SMA 6 terhadap wartawan televisi Trans 7, Oktaviardi, Jumat (16/9).
Petugas sempat berupaya mengatasi keributan, namun jumlah siswa yang terlibat bentrok cukup banyak, sehingga polisi kewalahan. Aksi tawuran melukai sedikitnya 10 orang wartawan dan tujuh orang siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Jakarta Selatan.
Wartawan yang melapor, antara lain fotografer Kompas.com Banar Fil Ardi, fotografer Seputar Indonesia Yudistiro Pranoto, juru kamera Trans 7 dan fotografer Media Indonesia Panca Saukani.