Rabu 21 Sep 2011 13:37 WIB

'Tradisi' Tawuran SMA 6 dan SMA 70 Sudah Sejak 1980-an

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Siwi Tri Puji B
Wartawan terdesak (kiri), oleh puluhan pelajar SMA 6, saat terjadi rusuh di depan Gedung SMA 6, Jakarta, Senin (19/9).
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Wartawan terdesak (kiri), oleh puluhan pelajar SMA 6, saat terjadi rusuh di depan Gedung SMA 6, Jakarta, Senin (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta tengah mempersiapkan pertemuan antara berbagai pihak terkait tawuran yang rentan terjadi antara SMAN 6 Jakarta dan SMAN 70 Jakarta. Langkah ini dilakukan untuk meredam potensi timbulnya tawuran.

Wakil Kepala Disdik DKI Jakarta, Agus Suradika, menyatakan aksi tawuran antarpelajar di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan itu sudah terjadi sejak lama. Bahkan, ujar alumni SMAN 6 Jakarta ini, sejak tahun 80-an, tawuran sudah terjadi.

Hal ini, kata dia, bisa saja disebabkan jarak antara kedua sekolah yang berdekatan. Selain itu, kata dia, faktor sosiologis dan lingkungan yang ramai, bisa memicu mudahnya timbul gesekan. "Untuk itu, relokasi pun bisa jadi saran untuk pencegahan," katanya.

Persoalan perkelahian antarpelajar ini, kata Agus, merupakan permasalahan bersama. Ini, menurutnya, menjadi tanggung jawab sekolah, orang tua, dan juga lingkungannya. Namun, katanya, untuk pihak sekolah sendiri perlu menerapkan dasar yang lebih ketat. Aturan ketat, kata dia, perlu diterapkan bagi siswa yang sudah memiliki poin maksimal dalam melakukan pelanggaran. "Bisa dikembalikan pada orang tua," ujarnya.

Karena itu, menurut Agus, permasalahan tawuran harus ditangani bersama, terutama dari sekolah dan orang tua. Ketika jam belajar, ia katakan, pihak sekolah mempunyai tanggung jawab utama terhadap murid. Sedangkan orang tua berperan sekunder, begitu pun sebaliknya. "Itu diimplementasikan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement