REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ratusan siswa SMAN 6 Jakarta mengepung dan mengeroyok sekitar 20 orang wartawan. Para siswa pun puas karena telah memukuli para wartawan saat bentrokan ketiga. Hal ini dapat dilihat dari kicauan mereka di Twitter.
"Puas gua mukulin wartawan di jalur sampe bonjok2 emosi bet (banget) gua," kata pemilik akun twitter Gilang Perdana pada Senin (19/9).
Ia lalu berkicau lagi, jika Jalan Mahakam, tempat sekolah itu berada, sangat keras. Dan jangan mengusik kalau tidak mau diusik, seperti wartawan yang menjadi korbannya. Ia pun puas setelah ikut menghancurkan mobil wartawan yang diparkir dekat sekolahnya tersebut.
Selain itu, ia juga mengklaim guru-guru di SMAN 6 ikut mendukung dan membela aksi brutal mereka. "Guru pada belain kita karena kita gak salah, itu wartawan ta*," kicaunya lagi.
Hal senada diucapkan siswa SMAN 6 lainnya, Astrid Adriyani. Saat Gilang Perdana berkicau puas memukul wartawan, ia me-retweet dengan ucapan agar wartawannya mati. "Wartawannya semoga mati deh," ucapnya.
Lalu ia berkata seram melihat ada wartawan yang membawa balok panjang. "Padahal mah Gorasix (sebutan siswa-siswa SMAN 6) punya berkarung2 (baru) tuh," katanya lagi.
Kelompok wartawan melakukan aksi damai pada Senin (19/9) pagi karena terjadinya aksi kekerasan dan perampasan kaset rekaman pada Jumat (16/9) lalu. Pada pukul 11.30 WIB terjadi pengeroyokan puluhan siswa atas lima orang wartawan, namun dapat dikendalikan petugas polisi dari Polres Jakarta Selatan.
Bentrokan kembali terjadi pada pukul 14.30 WIB, massa siswa SMAN 6 lebih besar lagi sekitar 300 orang dan mengepung kelompok wartawan yang hanya sekitar 20 orang. Kelompok wartawan pun terdesak dan banyak yang dipukuli para siswa.