Senin 26 Sep 2011 16:21 WIB

Atasi Terorisme dengan Empat Pilar

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap, berjaga di sekitar lokasi bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Ahad (25/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap, berjaga di sekitar lokasi bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Ahad (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, menyatakan solusi untuk mengatasi aksi anarkisme yang marak terjadi dapat dilakukan dengan menumbuhkan sifat kebangsaan dan empat pilar bangsa.

"Empat pilar bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Nasionalisme Kerakyatan RI. Dengan terpatrinya empat pilar ini, maka dapat menekan sikap anarkisme yang muncul, seperti pemboman yang terjadi di Solo," kata Sekretaris MUI Kota Tangerang Selatan, Abdul Rozak, Senin (26/9).

Menurut Rozak, peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, menunjukkan masih adanya kelompok yang tidak ingin damai dan selalu membuat kegaduhan.

Hal ini terjadi akibat masih kurang dipahaminya wawasan kebangsaan dan tidak adanya rasa menghormati kerukunan antar umat beragama. Oleh karena itu, solusinya adalah pemerintah harus aktif melakukan sosialisasi tentang sifat kebangsaan. "Pemerintah daerah melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dapat membantu melakukan hal tersebut. Perlu juga dukungan dari masyarakat," kata Rozak.

Kepolisian juga diharapkan dapat mencari penyebab lain aksi anarkisme di Solo. Tidak hanya menangkap dan memberikan hukuman kepada pelaku, melainkan motif dari perbuatan tersebut. Sebab dikhawatirkan masih akan ada lagi peristiwa yang sama. "Mencari tahu dalang aksi tersebut adalah tugas berat. Maka harus didukung dengan stabilitas keamanan di masyarakat dengan mengadakan penyuluhan," jelasnya.

MUI Kota Tangerang Selatan sendiri telah berkoordinasi dengan seluruh pemuka agama untuk tetap menjaga keamanan dan tidak terprovokasi. "Kami sudah berkoordinasi dengan semua pemuka agama untuk tetap menjaga umat agar tidak terprovokasi," ujarnya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement