REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, menyatakan solusi untuk mengatasi aksi anarkisme yang marak terjadi dapat dilakukan dengan menumbuhkan sifat kebangsaan dan empat pilar bangsa.
"Empat pilar bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Nasionalisme Kerakyatan RI. Dengan terpatrinya empat pilar ini, maka dapat menekan sikap anarkisme yang muncul, seperti pemboman yang terjadi di Solo," kata Sekretaris MUI Kota Tangerang Selatan, Abdul Rozak, Senin (26/9).
Menurut Rozak, peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, menunjukkan masih adanya kelompok yang tidak ingin damai dan selalu membuat kegaduhan.
Hal ini terjadi akibat masih kurang dipahaminya wawasan kebangsaan dan tidak adanya rasa menghormati kerukunan antar umat beragama. Oleh karena itu, solusinya adalah pemerintah harus aktif melakukan sosialisasi tentang sifat kebangsaan. "Pemerintah daerah melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dapat membantu melakukan hal tersebut. Perlu juga dukungan dari masyarakat," kata Rozak.
Kepolisian juga diharapkan dapat mencari penyebab lain aksi anarkisme di Solo. Tidak hanya menangkap dan memberikan hukuman kepada pelaku, melainkan motif dari perbuatan tersebut. Sebab dikhawatirkan masih akan ada lagi peristiwa yang sama. "Mencari tahu dalang aksi tersebut adalah tugas berat. Maka harus didukung dengan stabilitas keamanan di masyarakat dengan mengadakan penyuluhan," jelasnya.
MUI Kota Tangerang Selatan sendiri telah berkoordinasi dengan seluruh pemuka agama untuk tetap menjaga keamanan dan tidak terprovokasi. "Kami sudah berkoordinasi dengan semua pemuka agama untuk tetap menjaga umat agar tidak terprovokasi," ujarnya.