Jumat 30 Sep 2011 17:10 WIB

Ribuan Pekerja PT PAS Mogok Kerja

Rep: Muhammad Ghufron/ Red: Chairul Akhmad
Buruh demonstrasi (ilustrasi)
Foto: Antara/R. Rekotomo
Buruh demonstrasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Ribuan pekerja PT Prakarsa Alam Segar (PAS) menggelar aksi mogok kerja di depan pelataran gedung perusahaan setempat, Jumat (30/9).

Unjuk rasa itu menuntut pembayaran uang makan dan transport yang belum dibayar perusahaan sekitar delapan tahun. Aksi demonstrasi itu digelar sekitar pukul 09.30 WIB di depan Gedung Manajemen PT PAS, Jalan Kali Abang Bungur, Pondok Ungu, Medan Satria, Bekasi Barat.

Sekitar lebih dari 4.000 pekerja memadati gedung tersebut, dan beberapa di antaranya membawa spanduk bertuliskan "Bayarkan uang transport dan uang makan. Kami manusia. Kami meminta standar kerja di turunkan".

Koordinataor Aksi, Kosim (29), mengatakan aksi mogok kerja kali ini merupakan bentuk tuntutan para pekerja karena sudah sekitar delapan tahun tunjangan uang makan dan transport mereka tidak dibayar oleh perusahaan. "Untuk makan keseharian saja pekerja hanya mampu membeli sayur. Itu pun dibeli dengan uang sendiri. Perusahaan tak membayar," bebernya.

Kosim juga mengaku jika manajemen di PT PAS sangat kurang manusiawi, karena sering melakukan pemecatan sepihak jika karyawannya melakukan sedikit kesalahan. Perusahaannya juga tidak memikirkan nasib kontrak para pekerja, karena statusnya yang masih karyawan kontrak selama tiga tahun bekerja.

Lain lagi dengan Wati (32), seorang pekerja yang turut melakukan aksi mogok kerja. Ia mengaku selama bekerja di PT PAS, uang makan tidak pernah dibayarkan. "Sudah tiga tahun saya bekerja di sini. Tapi belum pernah dapat uang makan," tuturnya.

Aksi demo berlangsung tertib dengan kawalan ketat ratusan petugas polisi sektor setempat. Sementara arus lalu lintas di Jalan Kali Abang sempat tersendat karena ribuan pendemo yang memadati bahu jalan. Namun kondisi itu hanya sementara, karena pengunjuk rasa digiring memasuki pelataran kantor.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement