REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya ternyata telah memiliki antisipasi jika ia gagal bersaing dengan kedua rekannya dari Partai Golkar untuk maju sebagai bakal calon Gubernur dalam Pemilihan Umum Ketua Daerah (Pemilukada) DKI, 2012 mendatang.
Ketika tak dipilih sebagai calon Gubernur yang membawa partai Golkar, Tantowi berencana akan maju ke Pemilukada melalui jalur independen. Ia bahkan telah menyiapkan tim pemenangan dirinya di lima wilayah DKI, termasuk di daerah Jakarta Utara, wilayah yang dinilai memiliki respon positif terhadap rencana Tantowi maju ke Pilkada DKI 2012.
"Ini masih fifty-fifty. Kalau kita lihat hasil dukungan, sepertinya positif. Tapi angka seringkali tidak
berbicara sama dengan kenyataan, meski dalam survey saya mendapat respon yang cukup tinggi dari masyarakat, jangan sampai terlena," ujar Tantowi, Ahad (23/10).
Menurut Tantowi, ia tak ingin tim yang selama ini telah mendukungnya dengan susah payah harus berhenti begitu saja jika ia tak terpilih maju mewakili Golkar. Keputusan apakah ia maju dengan membawa nama Golkar sendiri, dikatakan Tantowi sudah keluar, akhir bulan Oktober ini, atau paling lama awal November 2011.
"Keputusan keluar sekitar tanggal segitu. Kita akan siapkan hal-hal yang diperlukan, jika memang saya jadi maju melalui jalur independen," katanya.
Tantowi juga menambahkan, waktu yang ada untuk mencari dukungan, seandainya ia jadi maju melalui jalur independen pun dinilai cukup. "Kalaupun jadi independen, tanggal 1 November kita mulai gencarkan pencarian dukungan. Saya optimis, hingga Januari pun kuota dukungan sudah terpenuhi," ujar Tantowi.
Meski begitu, ia mengatakan, adanya aturan untuk dapat mendatangkan pendukung ke hadapan panitia pemungutan suara (PPS) di setiap kelurahan, dalam waktu dua minggu, sebagai bentuk verifikasi dukungan, memang berat.
"Dari sisi Undang-Undang, memang oke. Tapi itu tidaklah mudah, dan kita akan coba terus ikhtiar agar itu mungkin," kata Tantowi.
Ia pun mengatakan, adanya rencana memajukan Pemilukada dari sebelumnya Agustus, menjadi Juli, tidaklah memiliki pengaruh terhadap kesiapan dirinya. "Nggak ada pengaruh kalau untuk saya. Kita lihat saja bagaimana kesiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) mengenai jumlah penduduk," tandasnya.