REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL – Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, mengaku proses evakuasi pencarian korban runtuhnya jembatan Tengarong sulit dilakukan secara cepat.
“Mohon bersabar, karena seperti yang kita tahu, visibility (kejernihan) air sangat rendah mungkin sampai mencapai zero. Sehingga sangat gelap dan arus yang cepat,” ujarnya pada acara Gelar Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Wilayah Barat, Tangerang Selatan, Sabtu, (3/12).
Namun demikian, pihaknya dan Basarnas secara bertahap berupaya mengevakuasi korban dan barang di dalam air. “Masih ada sekitar tujuh mobil yang semuanya belum bisa diangkat,” ujarnya kepada wartawan.
Pihaknya juga mengakui dermaga untuk berlabuhnya kapal ferry yang menghubungkan Samarinda dan Tenggarong Kutai Kartanegara belum bisa beroperasi. ''Kami berharap 2-3 hari lagi dermaga sudah bisa beroperasi, dan tidak ada pungutan bagi penumpang kapal ferry. Semua gratis,'' tutur Agung.
Sedangkan pembangunan jembatan baru, kata Agung, diupayakan bisa mulai dilaksanakan pada tahun 2012 mendatang.