REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Hingga November 2011, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangerang mencatat sebanyak 110 kejadian kebakaran. Demikian dikatakan Kepala Dinas Damkar, Diding Iskandar, Kamis (8/12).
Menurut Diding, jumlah tersebut menurun dibandingkan pada 2010 yang mencapai lebih dari 140 kejadian kebakaran. Jumlah korban tewas pada 2010 tercatat tiga orang. Sedangkan, hingga November 2011 jumlah korban tewas nihil.
Kepala Pembinaan Mental Damkar Kota Tangerang, Supriyana, mengatakan nilai kerugian materi akibat kebakaran berjumlah Rp 38,365 miliar. Ia menambahkan, faktor utama penyebab kebakaran masih didominasi oleh tegangan arus pendek listrik. Faktor lain adalah kelalaian manusia dan ledakan kompor gas.
Arus pendek dapat terjadi karena instalasi listrik yang tidak benar. Misalnya, adanya pencatutan listrik dari tiang listrik PLN dan pemakaian kabel secara berseri. Supriyana mengimbau, sebaiknya dalam satu stop kontak diisi hanya dengan dua colokan listrik agar tidak menambah beban stop kontak.
Selain itu, masyarakat juga sebaiknya memeriksa kabel-kabel listrik di rumah secara berkala. "Biasanya kabel yang putus atau terbuka karena digigit tikus paling rentan menimbulkan arus pendek," ujarnya, Jumat (9/12).
Saat ini, Damkar Kota Tangerang memiliki empat pos pemadam kebakaran. Pos tersebut terletak di Kecamatan Jatiuwung, Cibodas, Ciledug dan Batu Ceper. Di masing-masing pos terdapat dua unit mobil pemadam.
Sedangkan, mobil pemadam yang terdapat di kantor Dinas Damkar yang terletak di Karawaci ada delapan unit. Jumlah 16 unit mobil pemadam kebakaran ini, kata Diding, dinilai masih jauh dari ideal. Menurutnya, idealnya per wilayah atau dalam radius empat kilometer terdapat dua hingga tiga unit mobil pemadam. Untuk menyiasatinya, dalam waktu dekat Dinas Damkar akan membangun pos baru di Kecamatan Benda.
Hingga kini Damkar juga belum memiliki mobil tangga untuk memudahkan memadamkan kebakaran di gedung bertingkat. Selama ini, Diding mengakui kesulitan jika terjadi kebakaran di lantai 10. "Pembangunan gedung bertingkat di Kota Tangerang sangat pesat," kata Diding. Hal itu mengundang risiko tinggi terjadinya kebakaran.