REPUBLIKA.CO.ID,BEKASISamsul Bahari, (7 tahun), satu dari belasan korban insiden tembok rubuh milik Yayasan Al Ittihad di Jalan Lapangan Bola RT 5/10 Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, meninggal dunia. Ia menghembuskan nafas terakhir Jumat (9/12), sekitar pukul 01.00 dini hari, di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Samsul --panggilan akrab korban-- merupakan salah satu korban dari siswa kelas I SDN Kranji 15 yang terkena runtuhan tembok. Ia meninggal dunia setelah menjalani perawatan 10 hari akibat luka bakar serius di sekujur tubuhnya karena tersiram air bakso.
Suasana duka tampak menyelimuti kediaman Latif Nimun, 32, dan Sendiana, 32, orangtua dari Samsul Bahari di rumahnya di Kampung Kranji RT 3/10 No 27, Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Ibunda korban, Sendiana mengatakan, saat peristiwa runtuhnya tembok, dirinya mengetahui sang anak menjadi korban, setelah Sahrul Hidayatullah, 11, kakak dari korban memberitahu. "Saya langsung kaget, dan langsung mencari Samsul," kata dia sedih.
Saat kejadian, bocah tersebut baru saja pulang sekolah dan mengantar salah satu temannya untuk membeli bakso. Dia mengalami luka bakar, akibat tubuhnya tersiram air kuah bakso dari pedangang yang memangkal.
Sejak saat itu, Samsul Bahri langsung mendapatkan perawatan intesif di RSUD Kota Bekasi. Dua hari menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, anak ketiga dari lima bersaudara ini pun di rujuk ke RSCM Jakarta Pusat karena minimnya peralatan medis di RSUD Kota Bekasi.
Selama tiga hari kondisi sang buah hati membaik, namun karena luka bakar yang mencapai 70 persen membuat fisik Samsul terus memburuk hingga akhirnya meninggal dunia pada Jumat dini hari.
Sendiana mengaku ikhlas dengan kepergian sang buah hati. Ia mengatakan, dirinya dan keluarga tidak akan menuntut pihak Yayasan Al Ittihad selaku pemilik tembok yang roboh karena dibiarkan tak terawat sejak 10 tahun terakhir.