REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pasien poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih dipulangkan. Dokter poliklinik dikabarkan tidak mau melayani pengobatan. "Saya sudah daftar di loket, tiba-tiba dokternya tak mau melayani," ujar Mahdar (32), Selasa (20/12). Ia mengantar istrinya, Aulia Hasanah (31), salah satu pasien paru-paru
Ia sebelumnya tidak mengetahui dokter tidak bisa melayani. Ketika ia telah mendaftar, ia mendengar dari pasien di sekitarnya perihal dokter tidak mau melayani.
"Saya kecewa. Obatnya sudah habis. Kata dokter, jangan sampai kelewat satu hari pun. Kok sekarang ngga mau melayani?" ujar dia. Jika obat terlewat, penyakit parunya bisa kembali ke awal. Hari ini, ia terpaksa izin kerja karena ingin berobat. Ia pun sudah mengeluarkan uang untuk membeli bensin.
"Kalau dokter lain selain paru boleh lah ditinggal. Ini kan bahaya," ujar dia yang telah berlangganan di RS ini selama bertahun-tahun. Bila ada pemberitahuan sebelumnya, ia bisa ke dokter lain dari pagi. Uang pendaftaran Rp 10 ribu pun ia ikhlaskan asal mendapatkan obat.
Kabar yang beredar, para dokter poliklinik mogok kerja karena pihak manajemen melakukan korupsi. Namun, tidak semua dokter melakukan aksi mogok. Hanya dokter poli paru dan poli interna yang tidak melayani.
Di pintu poliklinik mata memang terdapat pemberitahuan yang bertuliskan 'Berhubung tidak ada pembenahan dari manajemen RSUD Budhi Asih, maka terhitung mulai Selasa (20/12) tidak ada pelayanan poliklinik spesialis gigi setiap hari Selasa. Demikian, pengumuman berlaku sampai ada pemberitahuan berikutnya'.
Dalam pengumuman itu, tertanda Komite Medis RSUD Budhi Asih. Namun di loket juga terdapat pengumuman pelayanan tetap berjalan seperti biasa.