REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, menilai, para pemilik minimarket telah melupakan faktor keamanan. Hal itulah, kata Adrianus, faktor pemicu maraknya perampokan minimarket akhir-akhir ini.
Selama ini, kata dia, para pemilik atau pendiri minimarket ini hanya berusaha menciptakan kenyamanan berbelanja bagi konsumen. “Mereka berlomba menarik minat konsumen untuk belanja di minimarket milik mereka, tetapi melupakan faktor keamanan,” ujar Adrianus, Ahad (15/1).
Terlebih, saat ini minimarket di Jakarta yang buka selama 24 jam semakin menjamur. Adrianus menilai, kebijakan minimarket yang buka selama 24 jam, tak sebanding dengan penyediaan keamanan di minimarket itu sendiri.
“Kebanyakan pemilik minimarket kan hanya menekan cost. Ujung-ujungnya dia sendiri yang jadi korban,” kata Adrianus. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan di minimarket dituturkan Adrianus dapat dilakukan dengan mempekerjakan penjaga atau satpam.
“Selain itu dengan pemasangan CCTV dan memperkuat jaringan dengan sistem sosial, seperti jaringan dengan kepolisian atau masyarakat sekitar,” katanya menambahkan. Selain itu, Adrianus juga menyarankan agar setiap pemilik minimarket memiliki standar pengamanan yang sama, sehingga tidak mudah lagi disatroni perampok.