Selasa 17 Jan 2012 12:33 WIB

Ini Alasan Peremajaan Bajaj Lamban

Rep: Nawang Fatma Putri/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bajaj
Bajaj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Peremajaan angkutan Bajaj di Jakarta yang begitu lamban ternyata disebabkan oleh mahalnya harga kendaraan roda tiga ini. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, Udar Pristono menuturkan, saat ini, harga Bajaj dengan model baru yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) bisa mencapai Rp 50 juta.

"Harga yang mahal ini dipengaruhi oleh pajak impor Bajaj BBG yang sangat besar, karena termasuk impor kendaraan barang mewah," ujar Pristono, Selasa (17/1). Menurut dia, persentase impor kendaraan roda tiga yang menjadi transportasi khas Ibu Kota ini, disamakan dengan besaran persentase pajak ketika mengimpor sepeda motor mewah Harley Davidson.

Persentase pajak yang begitu mahal ini ditetapkan oleh Dirjen Pajak, karena Bajaj memiliki mesin yang diisi BBG, dan dinilai sebagai kendaraan mewah.

Dua tahun lalu, diakui Pristono, pihaknya sudah pernah menyurati Dirjen Pajak, untuk meminta pajak impor Bajaj ini diturunkan. "Saat itu sudah diturunkan, dari 45 persen jadi 25 persen," kata Pristono.

Meski begitu, ia berjanji, pihaknya akan kembali melayangkan surat ke Kementerian Keuangan untuk menurunkan kembali pajak impor Bajaj menjadi 5 persen, sehingga peremajaan kendaraan roda tiga ini tak begitu lamban lagi.

Berdasarkan data Dishub DKI, saat ini ada 14.424 Bajaj yang tercatat secara resmi di Jakarta. Jumlah ini sudah mencakup Bajaj dengan mesin berbahan bakar gas, sebanyak 2.775. Itu berarti, ada sekitar 11.649 Bajaj yang masih menggunakan mesin berbahan bakar bensin biasa. Meski begitu, Pristono mengatakan, jumlah ini tak boleh lagi bertambah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement