Ahad 22 Jan 2012 23:28 WIB
Kecelakaan Maut Tugu Tani

Rp.2000 Terakhir

.
.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Baru saja, baru sampai. Naik angkutan kota kan mesti empat kali dari Cinere ke sini (kamar mayat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Saya awalnya mau jenguk cucu saya yang kena demam berdarah di Cinere," ujar Reniwati (73).

Reniwati adalah nenek dari Moch Hudzaifah (16) salah seorang pejalan kaki yang tewas tertabrak di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Minggu.

Sambil terus mengusap air matanya dengan selendang biru tua yang ia kalungkan di lehernya, wanita tua ini menceritakan cucunya yang ikut tewas dalam kecelakaan lalu lintas yang menewaskan delapan orang dan melukai lima orang tersebut.

"Mbah udah bilang nggak usah pergi (main bola ke Monas) hari ini, di rumah aja. Mbah mau ke Cinere, ke rumah sakit jenguk saudara yang kena demam berdarah," cerita Reniwati.

Nenek yang telah memiliki lima cucu ini kemudian bercerita bahwa tadi pagi Ujai meminta tambahan uang jajan darinya untuk main bola di Monas.

"Ya saya kasih Rp2.000, dia mintanya Rp2.000 untuk nambah uang jajan katanya. Dia kan sudah punya Rp10.000," kata Reni dengan mata yang masih berkaca-kaca basah oleh air mata.

Reni mengaku baru sampai di Rumah Sakit Mitra Keluarga di Cinere ketika cucunya yang lain menelpon dan memberi kabar duka bahwa Ujai, panggilan akrab Moc Hudzaifah, telah meninggal dunia dan di bawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusum (RSCM).

Ujai sehari-hari tinggal bersama dirinya di Tanah Tinggi, Kramat, Jakarta Pusat. "Sehari-hari sama saya, saya yang merawat, ibu bapaknya kerja semua".

Ibu Ujai sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Bekasi. Kalau libur baru pulang ke Kramat, ujar Reni.

Dan kebetulan Ibu Ujai memang akan pulang ke Kramat karena saat ini libur panjang menyambut hari raya Imlek."Karena itu saya pergi ke Cinere karena ada orang di rumah. Kalau nggak ada orang saya nggak pergi ke Cinere," katanya sambil menunjuk ke arah sesosok wanita berjilbab ungu yang bersandar di salah satu pintu kamar mayat RSCM, yang terus menatap salah satu dari beberapa jenazah yang dijajar rapi di salah satu ruangan.

"Ayah Ujai juga ada, sudah datang. Ayahnya juga tadi sedang kerja," ujar Reni yang juga menceritakan bahwa ayah Ujai kerja serabutan untuk memenuhi kebetuhan keluarga sederhananya selama ini.

"Nggak nyangka, pagi tadi dia nggak kenapa-kenapa kok. Sekarang ...," ujar Reni dengan kalimat terputus karena harus menyeka air yang mengalir dari mata dan juga hidungnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement