Senin 23 Jan 2012 20:33 WIB

Hotel Borobudur Bantah Ruangannya Dipakai 'Ngedrugs' si Pengemudi Maut

Rep: Nawang Fatma Putri/ Red: Chairul Akhmad
Hotel Borobudur Jakarta.
Foto: expedia.co.id
Hotel Borobudur Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nama Hotel Borobudur memang menjadi akrab disebut-sebut sebagai tempat menginap tersangka penabrak sembilan korban meninggal, dalam kecelakaan di kawasan Tugu Tani, Ahad (22/1).

Tak hanya itu, salah satu ruangan di hotel megah yang berada di dekat Lapangan Banteng, Jakarta Pusat ini pun diduga menjadi tempat Apriyani Susanti (tersangka) dan ketiga temannya melakukan pesta sabu-sabu.

Usai kecelakaan yang memakan 13 korban ini, beredar foto yang menunjukkan tersangka penabrak maut sedang berada di dalam sebuah ruangan, bersama teman-temannya. Lokasi yang menunjukkan tempat foto ini diambil ada di Hotel Borobudur, seolah diperkuat dengan keluarnya Apriyani menggunakan mobil Xenia dari Hotel bintang lima tersebut.

Meski begitu, ketika hal ini dikonfirmasi, General Manager Hotel Borobudur, Poul E Bitsch, membantah jika foto yang beredar melalui BlackBerry Messenger (BBM) tersebut diambil di hotel tempat ia bekerja.

"Hotel Borobudur ini hampir semua ruangannya berbau Jawa. Jika dilihat dari ruangannya, tempat ini seperti terlihat di hotel murah. Sementara kamu tahu sendiri, ini hotel bintang lima," ujar Poul, sembari menunjukkan gambar atau foto tersangka bersama teman-temannya, yang sudah dicetak di selembar kertas.

Menurut Poul, apa yang beredar di masyarakat beberapa hari terakhir ini hanyalah rumor. Ia berkali-kali menuturkan jika hotelnya bersih dari narkoba dan obat-obat terlarang lainnya. "Kita ini hotel bintang lima. Jika ketahuan ada yang menggunakan obat-obatan terlarang atau membawa barang tersebut, maka kami yang akan langsung memanggil polisi. Jadi, kami bisa pastikan hotel kami bersih," kata tegas Poul.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement