REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Warga keturunan ke-9 Sultan Ageng Tirtayasa di Kelurahan Cilenggang, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, melakukan ritual pencucian benda pusaka Kramat Tajug berupa keris. Prosesi digelar dalam rangka memperingati bulan Maulid.
"Ritual ini memang sudah menjadi rutinitas setiap bulan Maulid dan dilakukan sejak lama," kata TB Imamudin, Ketua Yayasan Tubagus Atif, di Tangerang, Senin.
Imamudin mengatakan bahwa benda pusaka yang dilakukan pencucian tersebut sudah ada sejak abad ke-16. Beberapa benda pusaka tersebut ialah delapan buah golok, tiga tombak, dua rencong dan delapan keris. Sebelum dilakukan pencucian, warga yang berkumpul di Majlis Ta'lim Birul Walidain, Serpong, melakukan kegiatan zikir terlebih dahulu.
Setelah itu, benda pusaka yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian dilakukan pencucian menggunakan kembang tujuh rupa. Benda pusaka digosok dengan jeruk nipis agar tidak berkarat. Benda pusaka tersebut pun diolesi minyak wangi yang didatangkan dari Arab agar tetap harum saat disimpan.
"Karena dahulu keris ini digunakan sebagai alat perang dan penuh darah, maka saat ini dilakukan pencucian dan ditambahkan wewangian," katanya. "Semua acara ini semata-mata hanya sebagai bentuk silaturahmi dari keluarga keturunan. Dan, benda pusaka adalah bagian yang tersisa dan perlu dirawat.''