REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Para pedagang yang biasa berjualan di Stasiun Cikini, Gondangdia, dan Djuanda harus menutup usahanya. PT KAI tengah membenahi ketiga stasiun tersebut.
Kebijakan itu mengundang reaksi keras dari Aliansi Serikat Pedagang Stasiun Layang. Para pedagang yang biasa mencari rupiah di ketiga stasiun itu pun menggelar aksi unjuk rasa di depan Departemen Kementrian Perhubungan, Jakarta (8/2). Para pendemo siang ini sekarang sedang bergerak menuju Stasiun Djuanda untuk menerukan aksi mereka.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, suasana di Stasiun Cikini tampak sepi. Hanya beberapa pedagang saja yang membuka kiosnya, karena sebagian besar berdemo menolak kebijakan penutupan kios di ketiga stasiun.
Menurut Berta, seorang pedagang di Stasiun Cikini, para lama disuruh pindah tanpa ada relokasi tempat. "Kalau tanggal 20 Februari tidak pindah, katanya akan ditutup secara paksa,'' ujarnya.
Ia menuturkan, para pedagang sudah mau bayar sewa untuk bulan depan, tapi tak diterima. ''Pedagang disini disuruh pindah, isu-isunya toko disini mau diganti jadi McDonald, Starbucks, toko-toko elite lainnya,'' tutur Berta. Jika hal itu benar, kata dia, itu berarti para pedagang yang bermodal lemah telah diterkam pemodal kuat.
Hal senada diungkapkan Tubin (25) penjual rotan di Stasiun Cikini. ''Stasiun tanggal 17 besok sudah harus kosong, tanggal 20 Februari stasiun mulai dipagar, karena mau ditutup kayak Stasiun Juanda."