Jumat 10 Feb 2012 13:00 WIB

Penumpang KRL Keluhkan Fasilitas Mushala Stasiun Kota

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,  TAMAN SARI -- Penumpang kereta di Stasiun Jakarta Kota mengeluhkan minimnya fasilitas ruang shalat yang ada di stasiun tersebut. Setiap pulang kerja, mushala dipadati antrean karena ukurannya yang sempit.

Saat Maghrib tiba, yakni tepat saat para pekerja pulang dari kantor mereka, antrean di mushala stasiun begitu padat. Untuk dapat memenuhi kewajiban ibadah, para calon penumpang mesti bergilir bergantian dengan yang lain.

Ukuran mushala di stasiun tersebut hanya dapat menampung sekitar enam jamaah wanita dan 12 jamaah pria. Padahal jumlah calon penumpang kereta yang akan shalat mencapai puluhan. Berdasarkan pantauan Republika, orang yang mengantre sekitar dua kali lipat dari jumlah jamaah yang shalat. Namun penumpang-penumpang lain terus berdatangan, sehingga ketika penumpang yang telah shalat keluar dari mushala, sehingga antrian tetap tak berkurang.

Salah seorang penumpang kereta, Rini (27 tahun) mengaku selalu mengantre mushala setiap jam pulang kerja. Wanita yang sudah tiga tahun pulang pergi Kota-Bogor ini mengeluhkan fasilitas tersebut. "Setiap pulang kerja begini. Harusnya diperluaslah," tuturnya.

Terdapat dua mushala yang disediakan pihak stasiun, di dekat jalur satu dan jalur 12. Menurut penjaga mushala dan toilet umum, Toni (20 tahun), banyak orang yang memilih  shalat di jalur 12 karena dekat dengan jalur KRL. Mengingat para pekerja biasanya pulang menggunakan KRL. "Sebenarnya ada lagi di jalur satu. tapi kebanyakan di sini, soalnya dekat jalur KRL," ujarnya.

Meski demikian, mushala di jalur satu luasnya pun tak beda jauh dari mushala di dekat jalur 12, bahkan lebih kecil. Mushala tersebut juga dipadati penumpang saat maghrib, meski tidak sepadat di mushala dekat jalur 12.

Pihak stasiun mengungkapkan fasilitas mushala termasuk dalam revitalisasi yang tengah digalakkan PT KAI. Menurut  Kepala Humas Daop 1, Mateta Rijalulhaq, PT KAI akan membenani stasiun untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. "Iya, termasuk dalam revitalisasi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement