REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Walau tak seberapa deras, hujan yang mengguyur sebagian kawasan Tangerang, Selasa (11/2) malam, mengakibatkan banjir di perumahan Vila Regensi Tangerang (Vireta) II, Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis.
Kawasan Vireta II yang dilanda banjir ini hanya terjadi di Blok FD, khususnya di RT 8 dan RT 4. Akibatnya, sebagian warga yang tengah asyik menikmati rehat malam semburat keluar rumah seraya berteriak, "Banjir, banjir!"
Ternyata, luapan air yang menggenangi Blok FD hingga sepaha orang dewasa ini terjadi akibat jebolnya tembok pembatas antara Blok FD dan Blok FE. Posisi Blok FE lebih tinggi dibandingkan Blok FD menyebabkan luapan air yang tak mampu ditahan tembok pembatas, mengalir deras ke Blok FD yang terletak di bawahnya.
Ketua RT 8/RW 10 Vireta II, Nurhadi, mengatakan luapan air yang menggenangi wilayahnya terjadi akibat tidak adanya saluran air di Blok FE. "Pengembang tidak membangun saluran air yang baik di Blok FE. Akibatnya, ketika terjadi hujan deras, air menggenang di sekitar tembok pembatas. Karena tak kuat menahan banyaknya air, tembok pun jebol," ujarnya.
Menurut Nurhadi, banjir yang menimpa wilayahnya itu adalah yang terparah selama ia menjadi warga Vireta II. "Sebelum Blok FE dibangun, tidak pernah terjadi banjir seperti sekarang ini. Selama 16 tahun saya di sini, inilah banjir yang paling parah. Dan jika tembok tidak jebol, sederas apa pun hujan, takkan menyebabkan banjir," jelasnya.
Tak hanya air, rumah-rumah warga RT 4 dan RT 8 yang tergenang, juga kemasukan lumpur, kotoran, bangkai binatang, bahkan ikan. Warga pun dengan sigap mencoba menahan air agar tak masuk ke rumah mereka dengan menutup pagar dan pintu rumah dengan penghalang ala kadarnya.
Sementara itu, di tengah kesibukan warga yang mencoba membendung air dan membersihkan rumah, beberapa bocah malah menikmati banjir dengan bermain-main dan berenang di genangan air.
Banjir yang menimpa Blok FD ini juga menyebabkan kendaraan, baik roda dua atau roda empat, tak bisa masuk ke komplek perumahan. Beberapa pengendara sepeda motor yang nekat menerabas, harus merelakan kendaraannya mogok di tengah genangan air.
Sejumlah warga yang rumahnya kebanjiran, terpaksa mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat mereka yang tidak terendam air. Hingga berita ini diturunkan, sebagian warga masih sibuk membersihkan rumah sembari menunggu surutnya air.