REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Keinginan pedagang Stasiun Cikini untuk mendapatkan tempat relokasi sebagai ganti 'lapak' mereka sepertinya tak dapat dipenuhi. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) I, Mateta Rijalulhaq menuturkan, pihaknya tak mungkin menyediakan tempat berdagang yang baru bagi ratusan pedagang di Stasiun Cikini.
"Mau dimana lagi tempatnya? Tidak ada tempat lagi," ujar Mateta, Selasa (14/2). Meski begitu, Mateta menuturkan, semua keputusan akhir masih tergantung pada proses dialog yang akan dilakukan di Departemen Perhubungan, Jumat (17/2) mendatang.
Mateta berpendapat, selama ini pedagang sudah salah kaprah, mengartikan pengosongan tempat dagang mereka, di Stasiun Cikini, dengan anggapan PT KAI melakukan penggusuran. Mateta berdalih, apa yang mereka lakukan ini sudah sesuai dengan ketentuan dan merupakan upaya untuk menertibkan kawasan stasiun agar steril dan enak dipandang. Selama ini, dikatakan Mateta, kawasan Stasiun Cikini sudah sangat memperihatinkan.
"Bagaimana tidak memprihatinkan. Mereka bukan cuma menjadikan stasiun tempat berdagang, tetapi juga tempat hunian. Stasiun jadi tidak tertata. Nyuci disitu, mandi disitu, bahkan jemur baju juga disitu. Untuk itu, kami berusaha melakukan penataan, tentunya tetap sesuai dengan ketentuan yang ada," ujar Mateta.