REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Penilaian Gubernur DKI Fauzi Bowo mengenai pentingnya pembangunan waduk untuk pengendalian banjir ternyata berbeda dengan Pengamat Lingkungan Hidup, Nirwono Yoga. Ia menuturkan, penambahan waduk baru sebenarnya tidak perlu dilakukan.
“Yang penting itu adalah perbaikan dan perawatan waduk yang sudah ada. Waduk yang ada sekarang aja tidak terpelihara dengan baik. Apa ada jaminan jika sudah dibangun nantinya ada pemeliharaan,” ujar Nirwono Yoga, Kamis (16/2). Menurutnya, kondisi waduk yang ada di Jakarta saat ini sungguh mengenaskan. Nirwono mencontohkan waduk di Kali Sunter yang memprihatinkan karena sudah dangkal dan banyak ditumbuhi eceng gondok.
Menurut Nirwono, pihaknya sudah beberapa kali mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI agar biaya pembangunan waduk yang sudah dianggarkan, lebih dioptimalkan lagi untuk merevitalisasi waduk yang perlu diselamatkan. Terlebih, biaya pembangunan waduk lebih besar daripada biaya pemeliharaan yang perlu dikeluarkan. “Makanya, perlu ada kajian ulang mengenai pembangunan waduk ini. Kalau perlu sekalian dibatalkan,” kata Nirwono.
Untuk tahun ini sendiri, Pemprov DKI menganggarkan dana sebesar Rp 557 Miliar rupiah untuk menangani dan mengendalikan banjir di DKI tahun ini. Anggaran ini, rencananya dialokasikan untuk melanjutkan beberapa program pengendalian banjir yang telah dilakukan sejak tahun lalu, seperti melakukan pembebasan tanah Banjir Kanal Timur (BKT), penurapan Kali Baru Timur, membangun sistem drainase di Kali Pesanggrahan, Kali Banglio,dan Tanah Kali Angke Hulu, serta di beberapa kali lainnya.