Senin 27 Feb 2012 19:35 WIB

Garut Diterjang Puting Beliung, 102 Rumah Hancur

Puting beliung. Ilustrasi
Foto: .
Puting beliung. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Bencana puting beliung yang melanda Kecamatan Tarogong Kaler dan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, hari Minggu (26/2) menyebabkan 102 unit rusak.

"Jumlah kerusakan rumah baru terdata sekarang mencapai 102 rumah, tersebar di dua kecamatan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Zatzat Munajat, di Garut Senin (27/2).

Tingkat kerusakan, katanya, sebanyak 95 rumah mengalami rusak ringan yakni kerusakan atap genting, sedangkan tujuh lainnya rusak berat atau material bangunannya roboh.

Selain merusak rumah warga, kata Zatzat, puting beliung merusak Kantor Urusan Agama dan Masjid Besar Tarogong Kaler serta merobohkan dua pohon di Jalan Otto Iskandardinata.

Bahkan, puting beliung menyebabkan 12 warga luka-luka akibat tertimpa puing-puing bangunan rumah dan genting.

Ia mengatakan, berdasarkan laporan dari pemerintah di dua kecamatan itu, kerugian materi akibat bencana alam itu diperkirakan mencapai Rp500 juta.

"Kerugian materi diperkirakan Rp500 juta, tapi itu baru hitungan kasar di lapangan," kata Zatzat.

Sebagian warga yang rumahnya rusak memaksakan diri bertahan menempati rumah masing-masing karena pemerintah daerah tidak menyediakan tempat pengungsian, sedangkan sebagian lainnya mengungsi ke rumah sanak saudara dan tetangganya.

"Warga yang tingga di rumah karena kerusakannya kecil hanya gentingnya saja," katanya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait terkait upaya penyaluran bantuan kepada korban puting beliung.

Namun, katanya, apabila anggaran yang tersedia tidak mencukupi untuk membantu korban rumah rusak, BPBD akan mengajukan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat.

"Masalah bantuan korban puting beliung, kita terlebih dahulu akan koordinasikan degan instansi terkait," kata Zatzat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement