REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat. Kali ini mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO menggelar demonstrasi di depan Istana Bogor, Kamis (15/3).
Massa yang berjumlah kurang lebih 50 orang tersebut menggelar unjuk rasa dengan berorasi di depan Istana Bogor. Setelah berorasi di depan Istana massa melakukan jalan kaki ke gedung DPRD Kota Bogor dan kembali menggelar orasi.
Sebelum memasuki halaman gedung DPRD, puluhan mahasiswa ini menggelar unjuk rasa di Jalan Kapten Muslihat persis di depan gedung wakil rakyat Kota Bogor. Massa membuat lingkaran dan duduk di tengah jalan. Aksi massa membuat arus lalu lintas di Jalan Kapten Muslihat menjadi tersendat beberapa saat.
Puluhan massa ini menuntut agar anggota dewan menerima mereka untuk menyampaikan aspirasinya. Setelah dimediasi oleh aparat kepolisian, sejumlah anggota dewan datang menjumpai para pengunjuk rasa. Massa diterima oleh empat anggota Komisi B DPRD Kota Bogor, yakni Yasin Lupito, Nadjamudin dari fraksi PKS, Yus Ruswandi dari Golkar dan Slamet Wijaya dari PDI-P.
Koordinator aksi mahasiswa Hasan Munadi menyampaikan aksi mereka untuk menolak kenaikan harga BBM. Menurutnya, kenaikan harga BBM hanya akan menyengsarakan rakyat. "Kami meminta DPRD Kota Bogor untuk mengawal agar rencana kenaikan BBM tidak terjadi. Anggota dewan Kota Bogor harus menolak kenaikan BBM," katanya.
Menanggapi aspirasi mahasiswa anggota Komisi B, Yasin Lupito mewakili anggota dewan menyatakan dukungan atas aspirasi mahasiswa. "Secara pribadi saya memang tidak setuju. Kami DPRD akan berupaya dengan menyampaikan aspirasi ini ke tingkat pusat. Dan kami siap untuk mengawal," janji Yasin.