REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrokan yang terjadi di Perumahan Tityan Indah, Kelurahan Kalibaru, Medan Satrita, Kota Bekasi dipicu oleh perilaku onar seorang warga etnis Ambon yang tengah mabuk di sebuah warung. Akibat bentrokan tersebut, satu orang dinyatakan meninggal dunia dan seorang lagi tengah menjalani pengobatan di rumah sakit.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, menjelaskan, bentrokan antara kelompok etnis Ambon dengan warga yang terjadi Senin (19/3) sekitar pukul 23:00 WIB itu merupakan kelanjutan dari keributan yang terjadi sebelumnya.
Keributan sebelumnya terjadi pada Minggu (18/3) saat seorang etnis Ambon membeli minuman beralkohol di warung jamu sekitar lokasi bentrokan. Karena terpengaruh alkohol, orang tersebut berbuat onar di Kampung Rawabambu.
Melihat perilaku seorang etnis Ambon tersebut, salah seorang warga Kampung Rawabambu menghampiri seorang etnis Ambon itu dengan membawa botol "sauce". Warga Rawabambu itu kemudian memukulkan botol tersebut ke kepala warga etnis Ambon.
Setelah kejadian itu, warga etnis Ambon yang dipukul kemudian mendatangi daerah kampung Rawabambu dengan membawa massa etnis Ambon. Di sana, salah seorang warga etnis Ambon membacok?seorang warga bernama Septian Yahya Saputra (19 tahun) yang mengalami luka bacok pada punggung, kepala, dan tangan kiri hingga dirinya dirawat di RS. Ananda Kota Bekasi.
Tidak terima dengan peristiwa itu, pada Senin (19/3) sekitar pukul 23:30 WIB, 200 orang warga Kampung Rawabambu bergerak menuju Perumahan Tityan Indah untuk melakukan penyerangan balik terhadap warga etnis ambon. Di lokasi, warga etnis Ambon yang berjumlah sekitar 30 orang menerima kedatangan mereka hingga bentrokan pun tak terelakkan lagi.
Dalam bentrokan tersebut, satu orang warga dari etnis Ambon atas nama JDS meninggal dunia. Dan hingga saat ini, petugas Polresta Bekasi Kota sebanyak 300 personel masih melakukan pengamanan di sekitar lokasi untuk mencegah agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.