REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Bayi kembar Siam asal Cilengang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, menghembuskan napas terakhirnya Jumat siang, (30/9).
Kedua bayi yang baru diberi nama ini meninggal di ruang perawatan intensif khusus anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung.
Bayi yang dengan satu tubuh dan dua kepala ini diberi nama Khaira dan Khairin. Sang ayah, Ayi Sulaiman, mengatakan kondisi anaknya memang sejak lahir sudah lemah. Beberapa saat sebelum meninggal, Ayi mendapat kabar dari rumah sakit mengenai kondisi kedua kepala bayi yang kritis.
Ayi diminta untuk segera ke rumah sakit. Akan tetapi tidak lama berselang dokter kembali menghubungi Ayi. "Katanya tidak usah terburu-buru karena bayinya tidak lagi bernapas," tuturnya kepada wartawan, Jumat sore (30/9).
Berdasarkan keterangan yang didapat dari dokter jaga, bayi perempuan Ayi ini meninggal karena kondisi jantungnya yang lemah. Khairin, kepala yang lebih kecil, memang sejak awal sudah dalam kondisi lemah. Kondisinya semakin kritis sejak Rabu (28/9).
Sampai berita ini diturunkan Ayi mengaku belum mendapatkan keterangan resmi dari rumah sakit perihal penyebab putri keduanya meninggal. Keterangan yang diperolehnya hanyalah ada masalah dengan jantung si bayi.
Sehari-hari bayi ini berlindung di dalam inkubator. Keluarganya pun jarang yang menunggui. Ayi pun hanya dua hari sekali mengunjungi rumah sakit, atau ketika terjadi perubahan kondisi bayi.
Kepala Sub Bagian Humas RSHS, Tengku Djumala Sari, tidak dapat memberikan keterangan kepada wartawan terkait kondisi Khaira dan Khairin. "Saya tidak berwenang untuk memberikan keterangan mengenai meninggalnya bayi tersebut," ujarnya kepada wartawan di ruang Humas RSHS.
Dokter yang menangani bayi kembar ini, Dokter Tety tidak memberikan izin kepada Humas untuk memberikan laporan mengenai si kembar. Akan tetapi pihak Humas telah menerima berkas yang menjelaskan detail tentang bayi tersebut.
Direktur utama RSHS pun tidak dapat ditemui karena sedang mengadakan pertemuan di Kementerian Kesehatan.
Ayi segera membawa jenazah putrinya untuk dimakamkan di kampung halamannya, Majalaya. Istri Ayi, Ina Marlina, yang masih terbaring lemah di RSUD Majalaya, sudah diberi tahu mengenai putrinya itu.
Hal paling berat yang dirasakan Ayi adalah memberitahu putra pertamanya, Deril Bambang. Deril sama sekali tidak diberitahu mengenai kondisi adik kecilnya, baik kondisinya ketika lahir ataupun kondisinya yang kini sudah tidak lagi bernyawa. "Padahal dia sudah menanti-nanti kehadiran adiknya," tutur Ayi.
Sang ibu, yang hanya melihat putrinya lewat foto yang diambil sang suami, masih terbaring lemah di RSUD Majalaya. Ia melahirkan bayi kembarnya pada 20 September melalui operasi caesar.