REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Jumlah kiriman uang dari tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Sukabumi diperkirakan berkurang. Hal itu sebagai salah satu dampak penerapan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi sejak Agustus 2011 lalu.
"Dari pantauan sementara, jumlah kiriman uang TKI berkurang dibandingkan tahun sebelumnya," terang Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, Aam Ammar Halim, Rabu (12/10).
Pada 2010 lalu, jumlah kiriman uang dari para TKI asal Kabupaten Sukabumi mencapai Rp 1 triliun lebih. Sementara 2011 ini, jumlah kiriman akan berada di bawah nilai tersebut. Data pasti jumlah kiriman uang TKI masih dihimpun.
Para TKI mengirimkan uang kepada keluarganya di Sukabumi melalui jasa perbankan dan Kantor Pos. Jumlah TKI Sukabumi yang bekerja di Arab Saudi mencapai sekitar 50 ribu orang.
Diakui Ammar, kebanyakan TKI Sukabumi memang bekerja di Arab Saudi. Sementara sisanya bekerja di negara timur tengah lainnya seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Kuwait serta sejumlah negara Asia.
Penerapan moratorium, kata Ammar menyebabkan, jumlah TKI Sukabumi yang akan bekerja ke Arab Saudi menjadi berkurang. Mereka mengalihkan tujuannya dengan bekerja di dalam negeri atau pindah negara tujuan.
Berdasarkan data Disnakertrans, dari Februari hingga September jumlah TKI yang diberangkatkan ke luar negeri mencapai sekitar 3.000 orang. Mereka diberangkatkan melalui 158 Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang terdaftar. Tujuan negera para TKI antara lain Malaysia, Singapura, UEA, dan Hongkong.
Di sisi lain, penerapan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi berdampak positif pada turunnya kasus TKI bermasalah. Saat ini, kasus TKI yang bermasalah baru 25 kasus. Rata-rata kasus yang terjadi antara lain putus kontak atau komunikasi, gaji belum dibayarkan hingga kekerasan fisik.
Di tempat terpisah, Kepala Kantor Pos Sukabumi, Afidirizal, mengatakan kiriman uang TKI melalui Kantos Pos masih belum terpengaruh dengan penerapan moratorium. Bahkan, kiriman uang di bulan Ramadhan lalu meningkat sekitar 39 persen dibandingkan kondisi normal.