REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat menemukan sekitar 2.500 biji atau empat jerigen tahu menggunakan pewarna tekstil dalam razia yang digelar di Pasar Bogor, Senin.
Selain mengamankan tahu berpewarna tektil, petugas Disperindag juga menemukan adanya garam kuning (boraks), bleng, pijer, pewarna cap kodok dan pewarna cap kelinci dari para pedagang. Temuan tersebut disita dan diamankan ke Disperindag untuk barang bukti uji laboratorium.
"Tahu-tahu itu kita sita dari pedagang dalam razia rutin yang kita gelar tadi pagi sekitar pukul 04.30 WIB di Pasar Bogor," Kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Eddy S Warsa saat ditemui usai razia.
Menurut Eddy, keberadaan tahu menggunakan pewarna tekstil sangat membahayakan masyarakat, karena jika dikonsumsi akan merusak kesehatan.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Bogor, M Sinaga menyebutkan, temuan tahu-tahu menggunakan pewarna tekstil diperoleh dari sejumlah pedagang tahun di Pasar Bogor. "Dilihat dari warnanya yang cerah, aroma tahunya dan pewarna kuning yang melekat di tangan tidak hilang saat dicuci, ini menunjukkan pewarna yang digunakan bukan pewarna alami tapi menggunakan pewarna kain," kata Sinaga.
Selain menggunakan pewarna kain, lanjut Sinaga, tahu-tahu tersebut terindikasi menggunakan boraks. "Ini dilihat dari kekenyalan tahu ini, jika kita banting tahu akan mental berarti ini menggunakan boraks," katanya.
Dari hasil pengawasan tersebut petugas Disperindag dibantu Satpol PP menemukan 99 bungkus garam kuning (boraks), 3,8 kilogram bleng, 4,5 kg pijer, empat bungkus pewarna cap kodok, dan satu bungkus pewarna cap kelinci.