Ahad 30 Oct 2011 12:13 WIB

Pekerja Rotan Sambut Gembira Penghentian Ekspor Bahan Baku Rotan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Chairul Akhmad
UKM kerajinan rotan (Ilustrasi)
UKM kerajinan rotan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Keputusan pemerintah yang akan menghentikan ekspor bahan baku rotan disambut gembira para pekerja dan pengrajin rotan di Kabupaten Cirebon.

Mereka berharap, keputusan itu akan membangkitkan kembali kejayaan industri furniture rotan. "Setelah mendengar keputusan itu, saya langsung teriak Allahu Akbar," ujar Ketua Umum Masyarakat Pekerja Pengrajin Rotan Seluruh Indonesia (MPPRSI), Badrudin, Ahad (30/10).

Badrudin mengatakan, kran ekspor bahan baku rotan yang dibuka pada 2005 lalu itu telah membuat para pekerja dan pengrajin rotan terzalimi. Pasalnya, hal tersebut telah membuat industri furniture rotan menjadi hancur.

Badrudin menyebutkan, sebelum adanya ekspor bahan baku rotan, di Kabupaten Cirebon terdapat 460 pabrik furniture rotan berskala besar dan 632 eksportir. Selain itu, ekspor furniture ke sejumlah negara di berbagai benua juga mencapai 4.000 kontainer per bulan.

Namun, sejak ekspor bahan baku rotan dikeluarkan, hampir seluruh pabrik rotan mengalami gulung tikar. Jika pun masih ada yang bertahan, maka kondisinya seperti mati suri. "Dulu orang Cirebon sibuk menjual furniture rotan, tapi kini sibuk menjual pabrik rotan," tutur Badrudin.

Sedangkan untuk ekspor furniture, tambah Badrudin, jumlahnya hanya kurang dari 500 kontainer per bulan. Namun, barang yang diekspor pun tidak murni rotan, melainkan campuran dengan bahan-bahan lain.

Tak hanya menghancurkan industri furniture, kebijakan itu juga membuat ratusan ribu pekerja menganggur. Saat furniture rotan dalam masa keemasan, jumlah pengrajin rotan mencapai sekitar 158 ribu orang. Sedangkan buruh dari semua pabrik kurang lebih ada 350 ribu orang. "Karena itu, keputusan dihentikannya ekspor bahan baku rotan sangat tepat," tegas Badrudin.

Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, akhirnya memutuskan untuk menghentikan ekspor bahan baku rotan ke luar negeri. Hal itu dimaksudkan untuk melindungi industri rotan dalam negeri yang saat ini terpuruk. "Kami sepakat untuk stop ekspor bahan baku rotan," tegas Gita, saat berdialog dengan pengusaha rotan di Pendopo Bupati Cirebon, Jumat (28/10).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement