REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Menyusul aksi menginap yang dilakukan aktivis Yayasan Setetes Darah Sejuta Harapan (SETARA) Tasikmalaya sejak Jum’at (2/12) silam, Pemkot Tasikmalaya akhirnya bersiap untuk membuat PMI tandingan atau Unit Donor Darah (UDD) baru yang berada dalam pengelolaan pemerintah.
Hal itu sebagai perwujudan atas tuntutan para pengunjuk rasa serta merupakan implementasi dari PP No. 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah. Selain itu, Walikota Tasikmalaya, Syarif Hidayat, yang merespon langsung aksi tersebut berjanji akan membuat surat teguran kepada Ketua UDD PMI Tasikmalaya Tata T Rahman yang dinilai ancamannya telah meresahkan masyarakat.
Namun, aktivis Yayasan SETARA belum mau meninggalkan halaman Gedung Bale Kota di Jalan Letnan Harun, Kota Tasikmalaya, jika pernyataan pemerintah tersebut belum dibuktikan secara nyata.
Paling tidak dibutuhkan anggaran Rp 15 miliar untuk membentuk sebuah UDD baru yang berada dalam pengawasan pemerintah. Hal itu perkiraan dari kebutuhan pembangunan gedung baru, penyediaan peralatan, hingga perekrutan dan pelatihan tenaga ahlinya.
"Kalaupun hendak dialokasikan anggarannya dalam APBD murni tahun 2012 mendatang, masih ada kesempatan. Hal ini akan saya sampaikan kepada Pak Walikota,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Tasikmalaya, Suherman.
Untuk lokasi gedung UDD baru tersebut, Suherman menyebutkan, masih ada lokasi atau lahan kosong yang berada di dekat kantor Dinas Kesehatan di Jalan Juanda atau kompleks perkantoran Kota Tasikmalaya.
“Bisa saja ditempatkan di sana, namun yang jelas kami sangat merespon aksi yang dilakukan aktivis dari Yayasan SETARA ini. Karena pada kenyataannya memang di UDD PMI Tasikmalaya sekarang ini stock darah tidak ada atas kevakuman kegiatan yang selama ini mereka jalankan,” jelas Suherman.
Sementara itu, Ketua Yayasan SETARA Tasikmalaya, Baihaqi Umar, menegaskan akan berupaya membantu Pemkot Tasikmalaya untuk mendirikan UDD baru di Kota Tasikmalaya. “Untuk SDM kami siap bantu, karena tidak menutup kemungkinan orang-orang di UDD PMI Tasikmalaya siap pindah kerja ke tempat baru. Dan saya bisa menjamin itu,” ujar Baihaqi.
Padahal, lanjut Baihaqi, dengan modal anggaran Rp 400 juta pun sebenarnya UDD baru sudah bisa beroperasi secara maksimal untuk pembangunan gedung baru hingga menyiapkan peralatan dan perlengkapannya. “Bahkan untuk distributor penyedia perlengkapan dan peralatan sudah ada yang bersedia. Tinggal Pemkot Tasikmalaya berani, tentu hal itu akan segera terealisasi dengan segera” pungkasnya.