REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Matahari dengan gagah masih menyinari langit Cipaku di siang itu. Saat memasuki sebuah taman, terhampar berbagai jenis tanaman seperti Rumput Teki, Jukut Pendul, Jakang, Rumput Kipas, dll. Selain itu, tertulis beberapa pesan pada papan kecil yang bernada positif, salah satunya: ''keinginan sembuh adalah potensi kesembuhan.''
Demikianlah sekilas pemandangan di Taman Sringanis yang terletak di Kampung Cimanengah, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Itu adalah sebuah lokasi pelestarian tanaman obat, pengembangan kesehatan alami dan penyembuhan berbagai penyakit.
Taman Sringanis didirikan oleh pasangan Suhendah Lasmadiwati yang berasal dari Jawa Tengah dan Putu Oka Sukanta yang berasal dari Bali, pasangan akupunturis. Tujuan pendiriannya adalah agar masyarakat kembali kepada penggunaan cara tradisional dan alami dalam mengatasi masalah kesehatan.
Menurut Joko Sukisno, akupunkturis dan pemandu wisata di Taman Sringanis, pada dasarnya pendirian taman ini bertujuan agar kearifan lokal kembali menjadi pedoman masyarakat khususnya dalam mengatasi masalah kesehatan. "Selain itu, keberadaan taman ini juga bertujuan untuk melestarikan warisan nenek moyang kita dan memanfaatkannya secara bijak," ujar Joko.
Joko menambahkan, nenek moyang kita telah mengetahui berbagai manfaat dari beragam jenis tanaman. "Salah satu fungsi Taman Sringanis adalah menyebarkan informasi tersebut agar berguna bagi masyarakat."
Di sini, tanaman obat bukan hanya sekedar berfungsi sebagai obat, melainkan sebagai penenang diri. "Selain dikonsumsi, tanaman obatpun bisa memberi manfaat walau hanya ditanam di pekarangan. Salah satunya tanaman gelombang cinta yang jika kita amati secara seksama, bisa memberikan aura ketenangan,'' lanjut Joko.
Terdapat sekitar 400an jenis tanaman obat di taman ini. Selain itu, terdapat pula resep dan ramuan-ramuan tradisional untuk berbagai macam penyakit. Tanaman-tanaman tersebut diperoleh dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah pasak bumi. "Tanaman tersebut ibu peroleh saat berkunjung ke kalimantan," tutur Joko. Terkadang, ada beberapa tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik di sini. "Akan tetapi, iklim di Kota Bogor ini pas untuk semua tanaman di Indonesia," tambahnya.
Selai pengobatan melalui tanaman obat, di sini pun terdapat pengobatan dengan metode akupresur. Sebuah metode seperti akupunktur, tapi tidak menggunakan jarum, melainkan pijitan. Tersedia pula konseling bagi para penderita HIV/ AIDS.
Bagi masyarakat yang berkeinginan untuk mendapatkan berbagai manfaat dari tanaman obat, bisa mengunjungi lokasi ini. Sebuah taman nan asri di pinggiran Kota Bogor dengan pemandangan langsung nan indah ke Gunung Salak.