REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA---Inilah pengalaman pemilik Apotek "Rajawali" di Jalan Gunung Sabeulah, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Berawal dari masalah apoteknya sendiri yang sempat digerebek polisi, Kamis (9/2) karena menjual obat Dextro secara bebas, dia mendapatkan teror dan diminta uang oleh seseorang yang mengaku Kapolresta Tasikmalaya.
Kepala Satuan Narkoba, Polresta Tasikmalaya, AKP Hamzah Nasip yang memimpin penggerebegan Apotek Rajawali tersebut, mengatakan pemilik apotek mengaku mendapatkan ancaman dan diminta uang oleh orang yang mengaku Kapolresta Tasikmalaya, AKBP Gupuh Setiyono.
Aksi yang dilakukan oleh orang tidak dikenal itu, kata Hamzah, dengan cara menelepon kepada pemilik Apotek "Rajawali" kemudian meminta sejumlah uang dengan alasan untuk pengamanan apotek.
Menurut dia, penelepon misterius yang diterima pemilik apotek tersebut merupakan orang yang mencari keuntungan dengan mencatut nama pimpinan tertinggi di Polresta Tasikmalaya. "Polisi tidak bakalan berbuat seperti itu, ini hanyalah orang yang ingin mencari keuntungan dengan mencatut nama Kapolres," katanya.
Adanya pihak yang memanfaatkan situasi setelah penggerebegan apotek tersebut, kepolisian akan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penelepon misterius yang meminta uang atas nama Kapolresta Tasikmalaya.
Sementara keberadaan Apotek "Rajawali", kata Hamzah, akan terus dilakukan pengawasan agar tidak menjual secara bebas pil Dextro kepada masyarakat."Kita tidak menutup Apotek Rajawali meskipun sudah diketahui menjual Dextro secara bebas, tapi kita tetap melakukan pengawasan," katanya.