Selasa 21 Feb 2012 16:50 WIB

Lagi, Imigran Ilegal Mencoba Kabur dari Rutan

Rep: Yoebal Ganesha/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Imigran ilegal (ilustrasi)
Foto: Corbis
Imigran ilegal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Petugas imigrasi kembali direpotkan dengan ulah imigran ilegal yang mencoba kabur. Kali ini sembilan asal Afghanistan berupaya meloloskan diri dengan menjebol dinding sel tempat mereka ditampung sementara, di Blok C No 4 Rutan Pajangan Bantul.

Kata Yanuar Teguh, petugas Kantor Imigrasi DI Yogyakarta, usaha itu gagal setelah tugas lebih dulu diketahui petugas Rutan. ''Saat diketahui pasa Senin sekitar pukul 03.00 diding itu sudah dijebol seukurang kepala orang dewasa. Mereka menjebol tembok dengan menggunakan pompa tangan dari besi,'' tutur Yanuar, Selasa siang.

Para imigran ini adalah bagian dari 35 pencari suaka yang semula hendak pergi ke Australia. Mereka ditangkap Jumat dini hari pekan lalu di Pantai Samas, Bantul, saat akan menggunakan perahu nelayan untuk menuju kapal lebih besar di laut lepas pantai Selatan Bantul tersebut. Usaha ini bisa digagalkan berkat laporan para nelayan di sana.

Para imigran ini dititipkan di Rutan Bantul sambil menunggu proses lanjutan untuk mereka. Semua biaya hidup imigran ini di Indonesia akan ditanggung organisasi pengungsi dunia, International Organisation for Migration (IOM).

Paling tidak seharinya, untuk kebutuhan makan mereka menghabiskan dana sampai Rp 500 ribu.Yanuar mengatakan umumnya para imigran ini enggan dikembalikan ke negara asalnya -- Iran, Irak, Pakistan dan Afganistaan -- karena mereka khawatir nantinya dianggap sebagai penghianat negara.

Di Rutan Pajangan, para imigran ini ditampung di lima sel di Blok C. Mereka ditempatkan bersama teman-teman senegaranya, untuk menghidari terjadinya konflik di antara mereka.

Kata Yanuar, satu imigran asal Iran ditempatkan khusus di satu ruangan di Blok D, bersama dua anaknya. Dua anak laki-laki ini tidak ditanan tapi diperbolehkan main di lingkungan rutan tersebut.

Pihak Imigrasi sendiri kesulitan berkomunikasi dengan para imigran ini karena kebanyakan mereka tak bisa berbahasa Inggris. Mereka hanya bisa berbahasa Parsi dan Arab.

Yanuar menyebutkan 35 imigran itu rincinya lima berasal dari Irak, delapan dari Iran, dua dari Pakistan, dan 20 lainnya dari Afganistan.  Kata dia, pihaknya saat ini sedang mengusahakan bantuan penterjemah dari IOM untuk membuat berkas perkara para imigran ini. Setelah itu, selanjutnya mereka akan diserahkan ke Dirjen Imigrasi, untuk pemindahan mereka dari Rutan Pajangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement