REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Provinsi DIY melalui Badan Pelaksana Jaminan Kesehatan Sosial mulai Maret 2012 membuka pendaftaran bagi peserta Asuransi Mandiri. Namun belum banyak peserta Askes mandiri yang terdaftar.
Menurut Kepala Bapel Jamkesos Provinsi DIY Pembayun Setyaning Astuti, tahun ini ditargetkan jumlah peserta asuransi mandiri mencapai 50.000 orang. "Sejak 1 Maret lalu sudah dimulai pendaftaran dan pemeriksaan kesehatan bagi warga DIY yang akan menjadi peserta askes mandiri," kata Pembayun pada Republika, Rabu (14//3).
Untuk pendaftaran dilakukan dua tahap yakni pada bulan Maret dan Mei 2012. Bagi masyarakat DIY yang akan menjadi peserta askes mandiri caranya adalah dengan membayar uang pemeriksaan kesehatan di BPD (Bank Pembangunan Daerah) di DIY dengan nomor rekening Bapel Jamkesmas 001111000055.
Selanjutnya bukti pembayaran dibawa ke Bapel Jamkesos untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Apabila dari hasil pemeriksaan kesehatan dinyatakan lolos dan bisa menjadi peserta askes mandiri, proses selanjutnya kembali ke bank BPD untuk membayar sebesar Rp 91.000 perorang/peserta dengan perincian Rp 90.000 untuk biaya premi selama setahun dan Rp 1000 untuk biaya pendaftaran.
Data dari bagian kepesertaan Bapel Jamkesos Provinsi DIY, sampai Rabu (24/3) pagi, jumlah peserta askes mandiri yang melakukan pemeriksaan kesehatan di dokter Bapel Jamkesmas DIY dan dinyatakan bisa menjadi peserta askes mandiri baru sekitar 28 orang. Namun yang mencari informasi cukup banyak. Kemungkinan mmasyarakat baru membayar uang pemeriksaan kesehatan ke BPD dan belum melakukan pemeriksaan kesehatan.
Sementara itu Kepala Sumber Daya Kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi DIY) Elvy Effendi mengatakan masyarakat yang berminat untuk menjadi peserta asuransi mandiri cukup banyak, terutama yang lewat RT (Rukun Tetangga). Tetapi kebanyakan pemeriksaan kesehatannya tidak melalui dokter Bapel Jamkesmas, melainkan ke dokter keluarga. "Seperti di RT saya ada sekitar 34 orang yang akan mendaftar menjadi peserta askes mandiri dan periksa kesehatan ke dokter keluarga," tutur dia pada Republika".